Sukses

Harga Elpiji 3 Kg di Bogor Segera Naik

Di Kota Bogor terdapat 12 agen dan 400 pangkalan gas elpiji untuk memenuhi kebutuhan semua gas di masyarakat kota Bogor.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabupaten dan Kota Bogor berencana untuk menaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) gas elpiji 3 kilogram (kg). Rencana tersebut dilakukan karena saat ini harga elpiji 3 kg di agen tidak menentu bahkan ada yang mencapai Rp 20 ribu.

"Harganya gas elpiji 3 kg di Kota Bogor itu, masih belum jelas pasca kenaikan harga BBM kemarin, untuk itu kami bersama Hiswana Migas akan berembuk untuk menaikan HET elpiji 3 kg," kata Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, Mangahit Sinaga, Selasa (16/12/2014).

Dia mengatakan, saat ini harga eceran tertinggi gas elpiji 3 kilogram ditingkat agen yang ditentukan oleh pemkot Bogor yakni Rp 14 ribu per tabung, akan tetapi harganya semakin melambung dan tidak menentu setelah kenaikan harga BBM.

"Agar bisa dikendalikan maka kami berencana menaikan harga eceran tertinggi gas 3 kilo ditingkat agen dari Rp 14 ribu menjadi 16 ribu, dalam waktu dekat ini," tegasnya.

Penentuan besaran harga kenaikan tersebut, berdasarkan beberapa faktor salah satu penyebabnya yakni besarnya biaya transportasi.

"Sudah kami hitung dan mempertimbangkan harga angkut yang dilakukan mereka, makanya kami berencana menaikan harganya besaran Rp 2.000," katanya.

Mangahit mengatakan, permintaan masyarakat Kota Bogor untuk dalam satu bulan sebanyak 750 ribu tabung gas elpiji 3 kg dan memiliki cadangan tabung kosong ditambah 30 persen dari jumlah permintaan.

"Namun dalam kurun tiga bulan terakhir permintaan akan gas elpiji di Kota Bogor terus mengalami peningkatan, terutama menjelang Natal dan tahun makanya kami akan meminta tambahan stok elpiji sebanyak 10 persen dari stok dan permintaan saat ini," katanya.

Menurut dia, di Kota Bogor terdapat 12 agen dan 400 pangkalan gas elpiji untuk memenuhi kebutuhan semua gas di masyarakat kota Bogor. Dari Disperindag hanya bisa mengurus dan memantau harga agen dan pangkalan saja.

"Sedangkan untuk harga eceran gas di masyarakat kami belum bisa lakukan, karena masing-masing pedagang atau warung mengambil keuntungannya bervariasi," keluh dia.

Sementara itu, Nizma (22) salah seorang ibu rumah tangga asal perumahan Unitex, Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor, berencana beralih dari gas elpiji 3 kg  ke gas alam milik Perusahaan Gas Negara.

"Saya lebih baik memilih langganan ke PGN dan beralih menggunakan gas alam. Soalnya kalo gas 3 kg kondisinya seperti ini terus yang mengalami kenaikan dan langka," pungkasnya. (Bima Firmansyah/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini