Sukses

Tiap Hari, Menkop Suguhkan Jamu Buat Tamu

Gerakan minum jamu ini memang harus dimulai dari sekarang agar generasi muda lebih mengenal obat tradisional asli Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Selain Menteri Perdagangan Rachmat Gobel yang mencanangkan program minum jamu setiap Jumat di kementeriannya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Anak Agung Gde Ngurah Puspayoga mengaku juga akan melakukan hal yang sama.

Puspayoga mengakui gerakan minum jamu ini merupakan gagasan dari Menteri Perdagangan guna mempromosikan obat-obatan trasional asli Indonesia. Dia pun menyambut baik gagasan tersebut.

"Pak Mendag ini memang gudangnya ide, seperti gerakan minum jamu ini idenya Pak Mendag agar bagaimana kita adakan minum jamu tiap Jumat," ujarnya di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Jumat (19/12/2014).

Bahkan karena antusiasnya, Puspayoga menyatakan gerakan ini bukan hanya akan dilakukan tiap Jumat saja, melainkan akan dilakukan setiap hari dengan cara menyajikan jamu kepada tamu yang datang ke kantornya.

"Untuk kami, bukan hanya Jumat saja. Di Kementerian Koperasi akan setiap hari minum jamu. Tapi bukan untuk karyawannya, jadi kami berikan ke tamu yang datang. Kami suguhkan jamu beras kencur atau yang lain," lanjut dia.

Menurut Puspayoga, gerakan ini dapat menjadi salah satu pendorong untuk menumbuhkan ekonomi kerakyatan. Ini karena usaha jamu mayoritas dijalankan oleh masyarakat menengah ke bawah.

"Ini ide segar untuk membangkitkan ekonomi kerakyatan. Kalau kita sudah terbiasa, maka jamu akan lebih gampang go internasional," katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Menteri Perdagangan Rachmat Gobel. Gerakan minum jamu ini memang harus dimulai dari sekarang agar generasi muda lebih mengenal obat tradisional asli Indonesia dan tidak lagi bergantung pada obat-obatan impor yang belum terjadi keamanannya.

"Jangan sampai kami gunakan produk herbal impor yang belum tentu baik. Dengan generasi mudah harus kita sosialisasikan, makanan tradional juga kita gaungkan," tandas Rachmat. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini