Sukses

Pengusaha Usul Harga BBG Naik Jadi Rp 5.500 per Lsp

Pengusaha meminta pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar gas (BBG) menjadi Rp 5.500 per liter setara premium.

Liputan6.com, Jakarta-
Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia (APCNGI) meminta pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar gas (BBG) menjadi Rp 5.500 per liter setara premium (Lsp). Alasannya agar pengusaha tertarik berinvestasi dan meningkatkan penggunaan BBG di dalam negeri.
 
Ketua Umum APCNGI, Roby R Sukardi mengungkapkan, pemerintah saat ini mematok harga BBG sebesar Rp 3.100 per Lsp. Samun pengusaha merasa harga tersebut sangat murah, sementara pembelian BBG di dalam negeri menggunakan dolar Amerika Serikat (AS). 
 
"Kalau harga keekonomian dengan kurs saat ini tanpa subsidi, harga BBG Rp 5.500 Lsp," ungkap dia kepada wartawan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (19/12/2014). 
 
Harga ini, kata Roby sepadan dengan biaya operasional yang harus ditanggung pengusaha CNG. Pihaknya mengaku membeli gas di dalam negeri sampai proses distribusi ke Stasiun dengan ongkos sekira US$ 8-US$ 9. Kemudian ditambah biaya kompresi untuk infrastruktur di SPBG US$ 2,5 hingga US$ 3. 
 
"Berarti total biaya operasional US$ 13. Dan itu setara dengan harga jual Rp 5.500 per Lsp," ujarnya. 
 
Menurut dia, harga jual BBG Rp 5.500 per Lsp memberikan keuntungan bagi pengusaha. Namun tidak buat konsumen. Sebab dijelaskannya, konsumen akan menganggap harga tersebut terlalu mahal dan lebih memilih mengonsumsi bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraannya.
 
"Dengan harga itu kita hidup senang, tapi susah menarik orang karena konsumen mungkin keberatan untuk harga Rp 5.500. Jadi kita harus mengimbanginya supaya orang mau pakai BBG," papar Roby. 
 
Caranya, lanjut dia, dengan memberikan insentif kepada konsumen. Sebagai contoh insentif yang bisa diterapkan yakni pajak kendaraan yang lebih murah bukan dari sisi harga, tapi surat-surat kendaraan seperti STNK. 
 
"Mungkin kendaraan waktu mereka beli lebih murah karena bea masuknya green car. Green car definisinya CNG karena aman, murah, irit dan banyak kelebihannya," terang dia.  
 
Permintaan tersebut belum secara eksplisit disampaikan pengusaha CNG dalam pertemuannya hari ini dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil. 
 
Diakui Roby, pembicaraan pelaku usaha CNG dengan Menko Perekonomian baru sebatas program diversifikasi dari BBM ke BBG sesuai program pemerintah. 
 
"Beliau (Menko Perekonomian) ingin ketemu langsung dengan pelaku usaha yang mendirikan SPBG, pengimpor dan penyuplai gas serta lainnya. Jadi masih awal, kita hanya memberi masukan saja," pungkas dia. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.