Komentar Petinggi OPEC Bangkitkan Harga Minyak

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah melonjak dari level penutupan terendah sejak Mei 2009 setelah Menteri Energi Arab Saudi kemarin mengeluarkan komentar soal penurunan harga minyak belakangan ini.

Mengutip Bloomberg, Sabtu (20/12/2014), West Texas Intermediate (WTI) naik 4,5 persen di New York, Amerika Serikat (AS), kenaikan terbesar sejak Agustus 2012. WTI dan Brent mengalami kenaikan lebih dari 5 persen dalam perdagangan Jumat kemarin.

WTI untuk pengiriman Januari naik US$ 2,41 dan menetap di US$ 56,52 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak jenis Brent untuk pengiriman Februari naik US$ 2,11 ke level US$ 61,38 per barel di ICE Futures Europe Exchange.

Menteri Energi Arab Saudi, Ali Al-Naimi mengatakan, anjloknya harga minyak yang terjadi dalam beberapa minggu ini hanyalah sementara. Menurutnya, ada potensi harga minyak akan kembali bangkit ke depannya.

Selain itu, dia juga mengatakan, sangat sulit untuk mengontrol para negara-negara yang tergabung dalam organisasi pengeskpor minyak (OPEC) untuk mengurangi produksinya. Tetapi, ia melanjutkan, sulit bukan berarti tidak mungkin.

Setelah Ali Al-Naimi mengeluarkan pernyataan tersebut, harga minyak kembali terkerek, mengakhiri level terendah dalam lima tahun terakhir. Arab Saudi menyumbang sekitar 13 persen dari produksi minyak global pada tahun lalu.

"Minyak akan menemukan harganya atau titik keseimbangan baru harga minyak akan tercipta setelah kejatuhan ini," jelas ANalis Again Capital LCC, New York, AS, John Kilduff.

Ia pun melanjutkan, saat ini memang permintaan pasar akan minyak masih lemah. Sedangkan pasokannya sendiri cukup banyak. Oleh sebab itu, wajar jika harga mengalami kenaikan. Menurutnya, penurunan harga minyak selama ini memang tercermin dari fundamentalnya. (Gdn)