Sukses

Miliarder Rusia Kehilangan Rp 298,5 Triliun Hanya dalam 2 Hari

Miliarder Rusia kehilangan kekayaan ratusan triliun rupiah setelah suku bunga dinaikkan oleh Bank Sentral.

Liputan6.com, Jakarta - Mata uang Rusia, Ruble, telah jatuh sebesar 20 persen dalam satu minggu kemarin. Angka penurunan ini merupakan penurunan yang paling tajam sejak krisis keuangan Rusia pada 1998.

Sebagai upaya untuk menangani krisis tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin melalui Bank Sentral Rusia melakukan langkah ekstrem. Misalnya, mereka menaikkan suku bunga acuan dari 10,5 persen manjadi 17 persen dalam waktu semalam. Meskipun begitu, kebijakan ini belum berhasil meredakan krisis.

Krisis pelemahan mata uang tersebut bukan hanya membuat hancur perekonomian negara tersebut. Krisis juga ternyata merugikan para miliarder Rusia. Bahkan, dengan menaikkan suku bunga acuan, Bank Sentral Rusia membuat para miliarder tersebut kehilangan miliaran rupiah hanya dalam waktu 2 hari.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (23/12/2014), 20 orang terkaya di Rusia kehilangan US$ 62 miliar atau sekitar Rp 771,3 triliun (Kurs: Rp 12.441/IDR) dalam satu tahun terakhir. Dari total tersebut, US$ 10 miliar diantaranya hilang dalam 2 hari saat Bank Sentral memutuskan untuk menaikkan suku bunga.

Dari 20 miliarder tersebut, 3 diantaranya paling banyak mengalami kehilangan uang dengan total Rp 298,5 triliun. Berikut adalah 3 miliarder Rusia tersebut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3 Miliarder Rusia paling Merugi

1. Leonid Mikhelson

Miliarder Leonid Mikhelson adalah orang yang paling dirugikan dengan melemahnya Ruble. Bagaimana tidak, CEO OAO Novatek, perusahaan gas terbesar ke-2 di Rusia ini kehilangan kekayaan sebanyak US$ 8,7 miliar atau sekitar Rp 108,2 triliun setelah suku bunga dinaikkan.

2. Gennady Timchenko

Gennady Timchenko menjadi miliarder ke-2 yang paling dirugikan dengan kebijakan Bank Sentral Rusia. Pengusaha ini adalah pemilik 23,5 persen saham OAO Novatek. Dengan kebijakan Bank Sentral Ruia untuk menaikkan suku bunga, orang ini kehilangan US$ 7,8 miliar atau sekitar Rp 97 triliun.

3. Vladimir Lisin

Miliarder ke-3 yang menderita kerugian paling besar adalah Vladimir Lisin. Pria berusia 58 tahun ini adalah ketua dan pemegang saham terbesar OAO Novolipetsk Steel, sebuah perusahaan baja yang besar. Tercatat, Listin kehilangan US$ 7,5 miliar atau sekitar Rp 93,3 triliun. (Rio/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini