Sukses

Rupiah Masih Tertekan Hingga Pertengahan 2015

Pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih akan berlangsung hingga pertengahan tahun depan.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Aviliani memperkirakan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih akan berlangsung hingga pertengahan tahun depan.

Dia menjelaskan, sebenarnya pelemahan rupiah yang terjadi dalam beberapa hari terakhir merupakan hal yang sudah bisa diprediksi. Salah satunya disebabkan oleh kebijakan tapering off yang dilakukan oleh bank centar AS.

"Selama ini, dolar banyak beredar di negara-negara emerging market, salah satunya Indonesia. Dengan adanya tapering off, mereka menarik dolarnya," ujarnya di Jakarta, Selasa (23/12/2014).

Meski demikian, Indonesia tidak perlu panik akan gejolak rupiah ini. Aviliani memperkirakan, para investor AS akan kembali menanamkan modalnya di Indonesia. Namun hal tersebut baru terjadi setelah ekonomi AS kembali stabil.

"Indonesia akan ditaruh uang lagi sama mereka karena kita negara yang aman. Tetapi kemungkinan policy itu diterapkan pada April sehingga dolar kembali masuk pada Juni-Juli, jadi kita akan alami pelemahan rupiah sampai dengan juni sambil menunggu kepastian dari Amerika," lanjutnya.

Aviliani juga memperkirakan volatilitas selama pelemahan rupiah terjadi bisa mencapai Rp 12.700 per dolar AS. Namun untuk menjaga agar anjloknya nilai tukar ini tidak semakin parah, pemerintah harus melakukan beberapa langkah seperti melakukan penarikan Surat Utang Negara (SUN) atau Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan mengalihkan pinjaman pada utang luar negeri jangka panjang.

"Karena SUN dan ORI banyak aksi ambil untungnya, sehingga lebih tidak stabil. Untuk pembiayaan infrastruktur, kita kan sudah bergabung dengan China untuk dirikan bank infrastruktur, kita sudah punya komitmen dengan Jepang atau China untuk kita bisa pinjam," kata dia.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) juga diharapkan punya instrumen yang jelas untuk melihat keluar masuknya uang. "Juga harus ada kontrol devisa seperti seperti yang dilakukan Thailand," tandasnya. (Dny/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini