Sukses

Malaysia Terus Berusaha Saingi Minyak Sawit Indonesia

Indonesia dan Malaysia terlibat persaingan ketat guna memenangkan sejumlah pasar atas produksi minyak sawit keduanya yang dominan di dunia

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Indonesia dan Malaysia terlibat persaingan ketat guna memenangkan sejumlah pasar atas produksi minyak sawit keduanya yang mencapai 85 persen dari seluruh produksi global.

Sementara itu, saat ini cadangan minyak sawit Malaysia tercatat meningkat hingga 2,28 juta ton pada November, dan merupakan level tertinggi sejak Februari 2013.

Mengutip laman Custom Today, Kamis (25/12/2014), pemerintah Indonesia juga telah menahan bea ekspornya di level nol pada Desember dan telah berlaku selama tiga bulan terakhir. Pemberlakukan bebas bea ekspor itu kemungkinan dapat diperpanjang hingga Januari 2015.

"Perpanjangan pembebasan pajak ekspor Malaysia akan membantu persaingan untuk komoditas minyak sawitnya lebih kompetitif melawan Indonesia dan juga produk minyak olahan lain," ungkap Executive Vice-President di divisi perkebunan Sime Darby Bhd, Franki Anthony Dass.

Dia mengatakan, ekspor minyak sawit dari Malaysia akan tetap bebas dari pajak dan berlaku selama enam bulan. Langkah tersebut diambil lantaran pemerintah Malaysia tengah berupaya untuk meningkatkan pengiriman dan mengurangi pasokan guna mendorong naik harga minyak sawit.

Pembebasan pajak ekspor tersebut baru akan berakhir pada 28 Februari 2015. Ini menjadi langkah sementara untuk menghadapi dampak penurunan harga minyak sawit di industri perkebunan.

Untuk pengiriman pada Januari, Malaysia juga akan membebaskan pajak mengingat harga rata-rata minyak sawit masih dapat memberikan keuntungan.

Minyak sawit mengalami kenaikan harga setelah produsen terbesar dunia, Indonesia dan Malaysia menghapus pajaknya guna mendorong permintaan dan mengatasi penurunan harga sebelumnya. Meski begitu, minyak sawit masih menghadapi penurunan harga tahunan dipicu anjloknya harga minyak mentah global.

"Kelemahan di pasar minyak sayur global telah berdampak pada harga minyak sawit yang harganya di bawah 2.500 ringgit. Penurunan harga minyak sawit telah berdampak pada pendapatan para pemilik perkebunan dan pemegang saham di industri tersebut," ungkap Uggah. (Sis/Nrm0

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini