Sukses

Intip Ramalan Harga Emas Tahun Depan

Pergerakan harga emas kurang begitu menggembirakan untuk tahun ini. Bahkan, sempat menyentuh level terendah pada November lalu.

Liputan6.com, New York - Pergerakan harga emas kurang begitu menggembirakan untuk tahun ini. Bahkan, emas sempat menyentuh level terendah pada November lalu.

Sejumlah analis mengatakan tidak ada perubahan harga yang menarik untuk emas di 2014. "Kinerja tahunan cenderung mendatar di2014," kata analis logam mulia UBS seperti dilansir Wall Street Journal, Sabtu (27/12/2014).

Lebih lanjut, penyebab kurang bergairahnya harga emas karena beberapa hal seperti dampak gejolak yang terjadi di Eropa Timur dan Timur Tengah. Kemudian adanya kekhawatiran akan melambatnya perekonomian di China serta pembatasan yang impor emas yang dilakukan India.

"Kedua negara Asia bersama-sama membentuk lebih dari setengah permintaan fisik di seluruh dunia untuk emas," lanjutnya.

Tak sekadar itu, harga emas turut tertekan dengan adanya penguatan dolar Amerika Serikat (AS) seiring dengan perbaikan ekonomi Amerika.

Lantas bagaimana untuk tahun depan?

Analisis Goldman Sachs nampaknya pesimis ada perbaikan harga emas pada tahun depan. Harga emas akan turun dan bergerak di kisaran US$ 1.050-US$ 1.090 per ounce.

Pergerakan harga emas paling ditentukan fluktuasi dolar AS dan ketika dolar AS menguat maka emas akan makin mahal. Mahalnya, harga emas akan menurunkan permintaan dan harga emas.

"Prospek harga emas akan muncul menantang penguatan dollar," kata dia.

Hal itu juga ditambah adanya peringatan tentang melambatnya pertumbuhan ekonomi China, Uni Eropa dan Jepang. "Mereka semua khawatir tentang lambatnya pertumbuhan ekonomi," kata Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank, Ole Hansen.

Di sisi lain, sejumlah analis juga mengaku optimis harga emas akan membaik (bullish) pada tahun depan.  Bahkan, mereka memprediksi emas akan berada pada kisaran US$ 1.200-US$ 1.238 per ounce. Bisa saja, emas mendekat sampai kisaran US$ 1.500 per ounce.

Analis Mitsui & Co LOgam Mulia David Jollie menganggap, justru emas akan terus membaik dan berlawanan dengan harga minyak yang terus melemah.

"Jika harga minyak lemah dengan melambatnya permintaan maka orang akan melihat emas sebagai safe haven dan sebenarnya positif untuk emas," katanya.

Analis JP Morgan berasumsi, dengan harga emas yang sedang turun akan dimanfaatkan oleh China untuk pembelian. Sehingga, harga emas terkerek naik. (Amd/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini