Sukses

Anjlok di 2014, Ini Prediksi Harga Minyak Tahun Depan

Harga minyak dunia tahun ini terus merosot hingga terpuruk di kisaran US$ 55-US$ 65 per barel.

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia  tahun ini terus merosot hingga terpuruk di kisaran US$ 55-US$ 65 per barel. Munculnya Amerika Serikat (AS) sebagai produsen shale gias  terbesar dibarengi dengan penolakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk memangkas jumlah produksinya menekan harga minyak.

Harga minyak Brent telah jatuh dari puncaknya di atas US$ 110 per barel pada enam bulan yang lalu ke level $ 59,5 per barel. Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) telah jatuh dari US$ 101 ke US$ 53,94 pada periode yang sama.

Yang perlu diingat adalah harga minyak yang murah ini akan berdampak terhadap produksi dan membatasi pasokan ke seluruh penjuru dunia.

Awal bulan ini, Badan Energi Internasional kembali memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk kelima kalinya dalam enam bulan terakhir.

Lalu bagaimana pergerakan harga minyak di 2015?

David Hufton, CEO broker minyak PVM memperkirakan harga minyak akan kembali bangkit dari level terbawahnya.

"Orang-orang mulai enggan untuk menjual minyak lebih jauh lagi. Salah satunya disebabkan beberapa negara pengebor minyak besar seperti Kanada dan Amerika merasa kurang nyaman dengan harga minyak saat ini," kata dia seperti yang dikutip dari Money Beat, Sabtu (27/12/2014).

Dia sudah melihat adanya tanda-tanda bahwa permintaan akan segera pulih terutama di AS, namun yang menjadi masalah di titik berapa harga akan rebound. "Saya melihat harga minyak akan naik di kisaran US$ 80 per barel pada 2015," katanya.

Sementara itu, Simon Redmond, analis dari Standard & Poor yang merupakan anaslis industri spesialis untuk minyak dan gas di Eropa memprediksi harga Brent rata-rata di kisaran US$ 70 per barel dan WTI (West Texas Intermadiate) sekitar US$ 65 per barel.

"Di satu sisi kita memperkirakan permintaan minyak akan naik tapi tidak akan banyak, mengingat masih lemahnya pertumbuhan ekonomi Eropa dan China. Selain itu, penggunaan efisiensi energi yang cenderung mengurangi penggunaan minyak juga akan menjadi salah satu faktornya," cerita Simon.

Michael Barry, konsultan dari Facts Global Energy meneropong harga minyak akan masih flat dengan pergerakan di antara US$ 50-US$ 60 per barel.

"Rata-rata kita melihat harga Brent tahun depan US$ 56 dan WTI pada US$ 51,5. Harga minyak cenderung jatuh lebih jauh ke bawah US$ 50 per barel atau bahkan lebih rendah selama kuartal I 2015," jelas dia.

Ke depan, menurut Barry, OPEC akan terus menolak untuk memangkas produksi dan yang akan menambah meski kelebihan pasokan. Harga minyak mungkin akan rebound pada semester II 2014, dengan Brent di area US$ 60-US$ 65 per barel, tapi tidak jauh lebih tinggi karena OPEC akan peduli dari rebound yang lebih besar dalam pencariannya untuk pangsa pasar. (Yas/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini