Sukses

Investasi Asing di Pasar Keuangan RI Capai 49 Persen dari PDB

Posisi investasi internasional pada kuartal III 2014 meningkat 2,9 persen dari posisi akhir kuartal II 2014.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi Investasi Internasional (PII) pada kuartal III 2014 mencapai net kewajiban sebesar US$ 413,1 miliar atau 49 persen  terhadap produk domestik bruto (PDB). Nilai tersebut meningkat 2,9 persen dari posisi akhir kuartal II 2014 yang sebesar US$ 401,5 miliar atau 47,7 terhadap PDB.

Dikutip dari keterangan tertulis BI, Kamis (1/1/2015), peningkatan tersebut didorong oleh surplus transaksi finansial dalam rangka pembiayaan defisit transaksi berjalan di Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).

Surplus transaksi finansial tersebut mengakibatkan investasi asing di Indonesia atau Kewajiban Finansial Luar Negeri, lebih besar dibandingkan dengan investasi Indonesia di luar negeri atau Aset Finansial Luar Negeri.

Posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) Indonesia meningkat US$ 6,6 miliar atau 3,2 persen menjadi US$ 214,5 miliar pada akhir triwulan III 2014. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh transaksi penambahan investasi Indonesia pada aset finansial asing yang sebagian besar berupa cadangan devisa.

Namun demikian, peningkatan posisi AFLN tersebut tertahan oleh faktor negatif revaluasi aset sejalan dengan menguatnya dolar Amerika Serikat secara umum terhadap beberapa mata uang utama dunia dan turunnya harga emas global.

Posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) Indonesia meningkat US$ 18,3 miliar atau 3,0 persen menjadi US$ 627,6 miliar pada akhir triwulan III 2014 didorong oleh aliran masuk modal asing, terutama dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio.

Selain itu, faktor revaluasi pada triwulan laporan tercatat positif terutama karena perubahan harga aset finansial domestik yang antara lain sejalan dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 5,3 persen dari penutupan triwulan sebelumnya.

Faktor kenaikan harga aset finansial domestik tersebut melampaui dampak penurunan nilai kewajiban finansial karena penguatan dolar AS terhadap rupiah dan mata uang utama dunia lainnya. (Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.