Sukses

Kemana Saja Duit Rp 230 Triliun Hasil Penghematan Mengalir?

Perusahaan pelat merah yang akan memperoleh modal antara lain, BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur, perbankan dan pertambangan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menetapkan sejumlah kebijakan untuk memperlebar ruang fiskal Indonesia mulai dari pencabutan subsidi bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Premium, subsidi tetap untuk Solar sampai pemangkasan anggaran dinas dan rapat. Penghematan yang dikantongi pemerintah mencapai Rp 230 triliun.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengaku akan mengalokasikan ruang fiskal tersebut untuk belanja produktif terutama menggenjot infrastruktur.

Sebanyak tiga Kementerian bakal memperoleh tambahan anggaran cukup besar, yakni Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan Kementerian Pertanian (Kementan).

Kemenhub akan digunakan untuk membangun pelabuhan, jalur kereta api. Kemenpera dialokasikan untuk menggarap pembangunan jalan dan perumahan. Sedangkan Kementan menganggarkan dana untuk penyediaan mesin-mesin pertanian serta pengadaan pupuk dan benih.

"Untuk anggaran infrastruktur sekira 50 persen dari total Rp 230 triliun. Tapi angka ini belum final ya," ujar Bambang di kantornya, Jakarta, Senin (5/1/2015).

Jika diitung pengalokasian anggaran infrastruktur di tahun depan mencapai Rp 115 triliun. Selain itu, sambungnya, ruang fiskal bakal digelontorkan untuk mengurangi carry over pembayaran BBM subsidi sebesar Rp 25 triliun pada 2015. Dengan demikian, utang pemerintah ke Pertamina tinggal tersisa Rp 8 triliun dan rencananya akan dilunasi pada 2016.

"Dari ruang fiskal itu, kami juga akan menyuntikkan Penyertaan Modal Negara (PMN) ke sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekitar lebih dari Rp 30 triliun," terang dia.

Bambang menyebut, perusahaan pelat merah yang akan memperoleh modal negara antara lain, BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur, perbankan, pertambangan dan lainnya. "Termasuk juga BUMN manufaktur yang bikin kapal, garam dan sebagainya.Sedangkan sisanya digunakan untuk perlindungan sosial dan lainnya," papar dia. (FIk/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.