Sukses

Pembangunan PLTU Terlambat, Penyerapan Batu Bara Tak Optimal

Penyerapan batu bara dalam negeri ditargetkan 95 juta ton tetapi pada realisasinya hanya digunakan 76 juta ton.

Liputan6.com, Jakarta - Keterlambatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ternyata berdampak kepada banyak hal. Salah satunya adalah membuat target penyerapan batu bara pada 2014 tak tercapai.

Direktur Mineral dan Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), R. Sukhyar mengatakan, produksi batu bara pada 2014 mencapai 435 juta ton. Batu bara tersebut  digunakan untuk ekspor sebanyak 359 juta ton dan sisanya sebesar 76 juta ton untuk kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO).

Sukhyar menambahkan, meski jatah batubara dalam negeri masih rendah ketimbang ekspor, tetapi penyerapannya tidak optimal. Penyerapan batu bara dalam negeri ditargetkan 95 juta ton tetapi pada realisasinya hanya digunakan 76 juta ton.

"DMO 76 realisasinya, padahal target 95," kata Sukhyar, di kantor Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Jakarta, Selasa (6/1/2014).

sSlah satu faktor tak optimalnya penyerapan jatah batu bara dalam negeri karena keterlambatan pembangunan PLTU yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar. Padahal porsi penyerapan batu bara oleh sektor kelistrikan sangat besar mencapai 85 persen.

"Alasannya pertama memang ada delay pembelian batu bara pembelian atau pengiriman, delay pembangkitan karena listrik penyerap paling besar 85 persen pengguna batubara," pungkasnya. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini