Sukses

Jokowi Fokus Kedaulatan Pangan, BKPM Pacu Investasi Sapi

Kepala BKPM, Franky Sibarani menuturkan, industri sapi punya nilai strategis yang cukup tinggi dan menunjang program kedaulatan pangan.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berupaya meningkatkan investasi bidang peternakan sapi dan industri olahannya untuk mendorong pemerataan ekonomi. Hal ini sejalan dengan program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mendukung kedaulatan pangan.  

Keseriusan ini ditunjukkan saat menggelar pertemuan antara BKPM dengan kalangan pelaku usaha bidang peternakan sapi dan industri pengolahannya, di Jakarta. Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari Investor forum BKPM dengan kalangan pelaku usaha sektor pertanian, pekan lalu.

"Industri sapi memiliki nilai strategis yang cukup tinggi, di samping menunjang program prioritas pemerintahan Jokowi untuk kedaulatan pangan, investasi sektor sapi dan industri olahannya juga mendorong pemerataan ekonomi," ucap Kepala BKPM Franky Sibarani dalam keterangan resminya, Senin (12/1/2015).

Dari catatannya, pada periode 2010 sampai September 2014,  penyebaran investasi sapi dan industri olahan mayoritas berada di luar Jawa, dengan perbandingan 57 persen dan 43 persen investasi di Jawa. "Sektor ini potensial menggerakkan perekonomian di Luar Jawa,” kata dia.

Data BKPM menunjukkan, proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) yang telah memperoleh izin prinsip, namun belum terealisasi (pipeline projects) dalam periode 2010 hingga kuartal III-2014 masing-masing Rp 17,5 triliun dan US$ 4,1 miliar.

"Konsumsi per kapita daging dan susu masih relatif rendah dan diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk serta tingkat pendapatan masyarakat," kata Franky.

Lebih jauh dia menyatakan, konsumsi daging per kapita kita masih 2,4 kilogram (kg) setiap tahun. Menurut data Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, angka tersebut sudah menghasilkan investasi Rp 54 Triliun.

"Jika konsumsi daging per kapita dapat ditingkatkan, angka investasi yang dibutuhkan tentu semakin besar. ” jelas Franky.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Himawan Hariyoga menjelaskan, salah satu upaya BKPM untuk mendorong perkembangan investasi sektor sapi dan industri pengolahannya adalah dengan memaksimalkan program sawit sapi.

Program ini mengintegrasikan usaha perkebunan kelapa sawit dengan usaha peternakan sapi. Saat ini, BKPM dalam kerangka program Indonesia-Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector, sedang menjalankan pilot project integrasi sawit-sapi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.  

"Jika sukses, BKPM berharap program ini dapat dicontoh oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit lain, sehingga, upaya untuk meningkatkan populasi sapi di Indonesia dapat cepat terwujud,” tutur Himawan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Respons Kalangan Dunia Usaha


 Respons Kalangan Dunia Usaha

Ketua Gabungan Perusahaan Pembibitan Sapi Potong Indonesia (GAPPSI), Dayan Anthony,  dalam usulannya meminta pemerintah memberikan kompensasi fiskal kepada perusahaan yang menerapkan integrasi sapi dan sawit.

Isu lain yang diangkat kalangan dunia usaha adalah perhatian pemerintah terhadap peternakan sapi perah sebagai industri hulu dari industri susu.

Asosiasi Industri Pengolah Susu (AIPS), Yelita, mengusulkan agar pemerintah membuat regulasi yang mengharuskan industri hilir pengolah susu untuk mengembangkan peternakan, sehingga dapat mengurangi impor.

"Perkembangan industri pengolahan susu cukup besar hingga saat ini mencapai 44 perusahaan. Kebutuhan susu untuk perusahaan pengolah susu mencapai 3,8 juta ton per tahun, di mana peternakan sapi perah dalam negeri hanya mampu memenuhi 20 persen sampai 25 persen dari kebutuhan itu," pungkas dia. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.