Sukses

Salah Cetak, Uang Senilai Ribuan Triliun Harus Dimusnahkan

Pemerintah AS harus rela menghancurkan total uang bernilai US$ 100 miliar atau Rp 1.255,5 triliun.

Liputan6.com, New York - Uang tampaknya layak dinobatkan sebagai benda paling sensitif di dunia. Sedikit saja kesalahan yang dilakukan terkait uang, dapat menciptakan kerugian luar biasa yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.

Tengok saja kesalahan pencetakan uang pecahan US$ 100 yang menimpa pemerintah Amerika Serikat pada Desember 2010. Lantaran kesalahan tersebut, pemerintah AS harus rela menghancurkan total uang bernilai US$ 100 miliar atau Rp 1.255,5 triliun tersebut. (kurs: Rp 12.554/US$)

Akibat kesalahan tersebut, pemerintah AS langsung menghentikan produksi dan harus menyimpan lebih dari satu miliar lembar mata uang dengan pecahan tersebut. Total mata uang yang harus dihancurkan kala itu mewakili lebih dari 10 persen uang yang ditanamkan AS di seluruh dunia.

Kesalahan percetakan uang seperti apa yang kala itu menimpa pecahan US$ 100 tersebut? Lantas bagaimana tindakan pemerintah AS untuk menghadapi kejadian tersebut?

Berikut ulasannya seperti dikutip dari Daily Mail, The Richest, CNBC, Huffington Post dan sejumlah sumber lain, Kamis (15/1/2015):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kesalahan cetak uang

Kesalahan cetak uang

Uang kertas merupakan lembaran bernilai yang paling berisiko rusak dan robek. Untuk menghindarinya, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) bermaksud menciptakan uang kertas yang memiliki sistem pengamanan tiga dimensi.

Para pejabat mengumumkan jenis mata uang yang baru akan menggabungkan fitur keamanan canggih berteknologi tinggi, termasuk keamanan jalur 3-D dan gambar bel berwarna yang bisa bergeser dirancang untuk menggagalkan pemalsuan uang.

Dalam percetakannya, terjadi beberapa kesalahan yang cukup merugikan. Setelah satu miliar lembar pecahan uang US$ 100 dicetak ternyata uang tersebut tidak bisa digunakan.

Sayangnya, rencana tinggal rencana. Masalah kekusutan di mana kertas terlipat selama produksi menjadi salah satu masalahnya. Dia mengungkapkan sebagian wajah dalam mata uang tersebut bahkan tidak terkena sentuhan tinta dan akhirnya tidak berwarna.

Sementara di beberapa bagian lain, mesin menyemprotkan terlalu banyak uang pada mata uang tersebut.

3 dari 4 halaman

Uang US$ 100 miliar tak terpakai

Uang US$ 100 miliar tak terpakai

Awalnya uang US$ 100 dengan pengamanan canggih tersebut akan dirilis pada Februari 2011. Pada April 2010, pengumuman pembuatan mata uang hebat itu diumumkan secara luar biasa di Kementerian Keuangan dan The Fed pada April.

Sayangnya, masalah yang sangat signifikan pada produksi mata uang dengan teknologi baru itu telah mendorong pemerintah untuk menghentikan produksi. Satu miliar lembar pecahan uang US$ 100 itu ditampung di brankas besar Fort Worth, Texas dan Washington.

Pemerintah masih berusaha mencari lembaran uang yang bisa digunakan kala itu. Tentu saja harus menggunakan sistem mesin untuk melakukannya.

Persoalannya, butuh waktu sekitar 20 hingga 30 tahun untuk mencari uang yang dicetak secara benar dengan menggunakan tangan di antara miliaran lembar uang tersebut.

4 dari 4 halaman

Rugi Rp 1.255,5 triliun

Rugi Rp 1.255,5 triliun

Biaya yang dikeluarkan untuk membuat saru pecahan US$ 100 saat itu adalah 12 cents. Artinya, secara keseluruhan pemerintah AS menanggung kerugian sebesar US$ 120 juta atau Rp 1,5 miliar.

Namun jika dihitung sesuai pecahan, maka total yang yang tidak bisa digunakan berjumlah US$ 100 miliar atau Rp 1.255,5 triliun. Namun investigasi terhadap kasus tersebut masih berbuntut panjang.

Pada 2013, US$ 30 juta dari uang tersebut dinyatakan harus segera dibakar karena tidak bisa digunakan sama sekali sebagai alat transaksi. (Sis/Nrm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.