Sukses

Keputusan OPEC Bikin Harga Komoditas Tambang Rontok

Keputusan OPEC tidak memangkas produksi minyaknya ternyata ikut menyeret turun sejumlah harga komoditas tambang

Liputan6.com, New York - Keputusan negara-negara penghasil minyak terbesar di dunia yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) untuk tidak memangkas produksi minyaknya ternyata ikut menyeret turun sejumlah harga komoditas tambang.

Pasalnya, OPEC tak memangkas produksi minyak justru di saat harganya merosot hampir 60 persen dalam enam bulan terakhir.

Mengutip laman International Business Times, Senin (19/1/2015), harga tembaga anjlok parah ke level terendahnya sejak 2009 dan dijual seharga US$ 2,496 per pound di New York Merchantile Exchange. Sementara patokan harga bijih besi, bahan utama pembuat baja sempat menyentuh harga terendahnya dalam lima tahun terakhir di harga US$ 68,5 per ton pekan lalu.

Sementara harga batu bara global, memang pernah menyentuh level US$ 130 per ton pada 2008. Namun sejak saat itu, harganya terus merosot, menyentuh US$ 80 per ton pada Desember 2013 dan US$ 50 per ton pada Desember 2014.

Dilansir dari Bloomberg, produsen bijih besi diprediksi harus mengeluarkan biaya lebih tinggi saat menambah pasokan yang dijual dengan harga murah. Padahal sejak Maret tahun lalu, pasar komoditas terus mengalami penurunan.

Tahun lalu, harga bijih besi turun 47 persen dan diprediksi akan tetap rendah hingga 2016 di tengah tambahan pasokan dari Australia dan Brasil. UBS AG memprediksi bijih besi global mengalami surplus hingga 200 juta ton pada 2018.

Para eksportir batu bara juga tetap harus meningkatkan pasokannya saat harga murah. Menurut data World Coal Association, pasokan global tercatat meningkat sekitar tiga persen antara 2011 dan 2013 saat harga-harga turun.

Sementara itu, Australia, eksportir batu bara terbesar memprediksi produksinya akan naik lagi dalam periode enam bulan pertama,

"Harga minyak akan memiliki banyak kesamaan dengan batu bara. Harga-harga komoditas tersebut telah mengalami penurunan dalam lebih dari tiga tahun dari sekarang," ujar analis di Morgan Stanley, Joel Crane. (Sis/Ndw)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini