Sukses

Harga BBM Turun Naik Buat Bos BI Sumringah

BI menyambut baik kebijakan pemerintah yang telah menerapkan pencabutan subsidi premium dan subsidi tetap solar.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menilai pencabutan subsidi premium dan kebijakan subsidi tetap pada solar sebesar Rp 1.000 per liter ampuh menekan laju inflasi yang dipatok 4 plus minus 1 persen pada tahun ini. 
 
Hal ini diungkapkan Gubernur BI, Agus Martowardojo ditemui usai Pembahasan RAPBN-P 2015 di Gedung DPR, Jakarta, Senin (19/1/2015).
 
Dia sangat menyambut baik kebijakan pemerintah yang telah menerapkan pencabutan subsidi premium dan subsidi tetap solar.   
 
"Kalau diambil pada waktu tepat saat harga minyak dunia turun atau naik, langsung membuat yang tadinya subsidi BBM bersifat fleksibel, bisa tetap. Ini bisa menekan inflasi," ujarnya. 
 
Agus mengaku, Indonesia mencatatkan inflasi tinggi sejak 1980 hingga 2014 lalu. Penyebabnya, karena anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) terlampau besar dan berpotensi melonjak apabila harga minyak dunia naik dan kurs rupiah terdepresiasi. 
 
Alhasil, pemerintah terpaksa menyesuaikan harga BBM dan pada akhirnya berujung pada kenaikan inflasi seperti yang terjadi pada 2013 dan 2014 lalu. 
 
"Saat harga BBM naik, inflasi kita pernah mencapai 17 persen, dan tahun lalu 8,3 persen. Itu karena penyesuaian harga BBM dan harus dinaikkan karena harga mnyak dunia tinggi dan memberikan tekanan pada fiskal," jelas Agus. 
 
Saat ini, menurut dia, harga premium dan solar telah mengikuti harga pasar. Namun pemerintah tetap mengevaluasi agar Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) setiap dua pekan sekali. 
 
Agus berpendapat, pencabutan subsidi Premium dan subsidi tetap untuk Solar, masyarakat akan mampu menghitung sendiri pengeluaran mereka sehingga tidak menimbulkan gejolak pada harga barang yang menyebabkan inflasi bertambah.
 
"Harga dilepas ke pasar, masyarakat jadi terbiasa. Makanya sekarang risikonya jadi minim," pungkas dia. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.