Sukses

Pemerintah Turunkan Harga, Saham Emiten Semen Merosot

Empat saham emiten semen tertekan di awal pekan ini seiring sentimen pemerintah menurunkan harga semen mulai Senin 19 Januari 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham emiten semen melanjutkan tekanannya di perdagangan saham awal pekan ini. Lantaran pemerintah mulai menurunkan harga semen produksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rp 3.000 per sak mulai 19 Januari 2015.

Berdasarkan data RTI, saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) turun 6 persen ke level Rp 14.100 per saham pada penutupan perdagangan saham hari ini. Total frekuensi perdagangan saham mencapai 11.361 kali dengan volume perdagangan 444.189 lot saham. Nilai transaksi harian saham Rp 632,1 miliar. Harga saham PT Semen Indonesia Tbk sempat di level tertinggi Rp 15.100 per saham dan terendah Rp 13.950 per saham.

Selain itu, emiten semen BUMN lainnya yaitu PT Semen Baturaja Tbk turun tipis 0,54 persen ke level Rp 368 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 905 kali dengan volume perdagangan saham 133.691 lot saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,9 miliar. Harga saham PT Semen Baturaja Tbk sempat berada di level tertinggi Rp 375 dan terendah Rp 365 per saham.

Tak hanya itu saja, emiten semen lainnya seperti PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) melemah 2,13 persen ke level Rp 21.825 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 6.682 kali dengan volume perdagangan saham 164.509 lot saham. Nilai transaksi harian saham mencapai Rp 357,4 miliar. Harga saham INTP sempat di level tertinggi Rp 22.500 dan terendah Rp 21.325 per saham.

Penurunan ini juga diikuti saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB). Saham emiten semen ini paling tertekan di antara emiten semen lainnya. Saham SMCB melemah 6,59 persen ke level Rp 1.915 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 2.478 kali dengan volume perdagangan saham 90.107 lot saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 17,7 miliar.

Analis PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menuturkan, persepsi pelaku pasar terhadap langkah pemerintah menurunkan harga semen yang diproduksi BUMN sebesar Rp 3.000 per sak membuat margin keuntungan perusahaan semen bakal tergerus.

"Persepsi pelaku pasar  kalau margin tergerus maka pendapatan juga turun," ujar Reza, saat dihubungi Liputan6.com, Senin (19/1/2015).

Menurut Reza, sentimen tersebut membuat tekanan terhadap saham emiten semen pada hari ini. Oleh karena itu diharapkan manajemen perusahaan dapat memberikan penjelasan mengenai dampak penurunan harga semen itu. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.