Sukses

Jurus Kementerian Perhubungan Menekan Harga Tiket Pesawat

Kementerian Perhubungan berencana membangun dan mengembangkan bandara, ditambah sediakan puluhan pesawat perintis.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana membangun dan mengembangkan bandara serta menyediakan puluhan pesawat perintis sebagai salah satu skenario pembangunan infrastruktur di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Termasuk memperpanjang jarak runway atau landasan pacu guna menekan harga tiket.

Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan mengungkapkan, pihaknya akan membangun 15 bandara baru, pengadaan 20 pesawat perintis, pengembangan bandara untuk pelayanan kargo udara di 9 lokasi, seperti di Biak.

"Kami juga mau usul memperpanjang runway bandara. Karena panjang runway yang ada sekarang 700 meter, 900 meter, 1.300 meter dan 1.800 meter," terang dia saat Rapat Kerja Pembahasan RAPBN-P 2015 di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/1/2015).  

Dari catatan Jonan, ada sebanyak 237 bandara di Indonesia. Namun yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I dan II berjumlah 26 bandara, sisanya 211 bandara terdiri dari 42 bandara di bawah pengelolaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Daerah, sedangkan Kemenhub mengelola 169 bandara.

"Kalau lokasi memungkinkan pengadaan tanah, bukan pembebasan lahan, runway diperpanjang sampai 2.300 meter, maka dari sebelumnya cuma diterbangi pesawat ATR 72, bisa menampung pesawat berbadan besar Airbus atau Boeing. Juga memperpanjang runway di bawah 1.300 meter menjadi 1.800 meter agar biaya operasional murah," jelas dia.

Cara ini, menurut Jonan, akan menekan harga tiket penerbangan jauh lebih murah. Sebab selama ini, tiket pesawat karavan seperti Susi Air dibanderol sekira Rp 3 juta per orang untuk jarak tempuh 30 menit penerbangan.

"Kalau runway diperpanjang, daya angkut lebih besar, lebih murah. Jadi nggak mahal, seperti pesawat karavan Susi Air di mana harga tiketnya Rp 3 juta untuk setengah jam perjalanan. Dan biasanya itu dirasakan masyarakat Timur Indonesia," tutur Jonan.

Jonan mengeluhkan respons masyarakat yang justru meributkan soal kenaikan tarif batas bawah tiket pesawat Low Cost Carrier/LCC atau penerbangan murah menjadi 40 persen. Sementara warga di Timur Indonesia harus menanggung biaya mahal untuk bisa terbang.

"Tiket LCC naik Rp 50 ribu saja sudah ribut, coba warga di Timur sana terbang bayar tiket Rp 2 juta sampai Rp 3 juta nggak masalah. Makanya kami mau panjangkan runway, daripada bangun terus bandara tapi runway pendek," tegas Eks Direktur Utama PT KAI itu. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini