Sukses

Ini Julukan Baru buat Menteri Pertanian

Kementerian Pertanian dapat melakukan operasi kecil untuk mengangkat anak sapi saat proses kelahiran sapi betina perawan lewat inseminasi.

Liputan6.com, Jakarta - Program Gertak Birahi (Penyerentakkan Birahi) yang diusung Kementerian Pertanian direspons positif oleh Badan Anggaran (Banggar) DPR. Karena lewat program ini, Menteri Pertanian Amran Sulaiman bakal menyandang predikat baru. 
 
Gertak Birahi bertujuan untuk membuat pejantan dan betina dapat birahi serentak dan dapat dikawinkan pada suatu masa serta dilakukan dengan teknik inseminasi buatan (IB).
 
Anggota Banggar, Elviana menyarankan agar Kementerian Pertanian dapat melakukan operasi kecil untuk mengangkat anak sapi saat proses kelahiran sapi betina perawan lewat inseminasi buatan.  
 
"Bapak (Amran) bilang sapinya banyak mati karena melahirkan anak yang besar. Saya langsung terbayang ke manusia. Mungkin saran saya, sapinya dibius lalu cesar. Nanti bapak akan dikenal dengan Menteri Cesar Sapi," kata dia saat menanggapi Paparan Pemerintah dalam Rapat Kerja RAPBN-P 2015 di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/1/2019). 
 
Dalam kesempatan yang sama, Mentan Amran sebelumnya memaparkan program prioritas Kementerian Pertanian karena mengantongi anggaran tambahan. Menurutnya, pemerintah akan agresif dalam menjalankan program Gertak Birahi guna mendongkrak produksi sapi dan daging di Indonesia. 
 
“Program Gertak Birahi diharapkan bisa berjalan di tahun ini dengan inseminasi buatan sebanyak 2 juta ekor sapi,” katanya. 
 
Hanya saja, lanjutnya, perlu memperhatikan inseminasi buatan pada sapi-sapi perawan alias belum melahirkan. “Kalau masih perawan, nggak bisa (inseminasi buatan) sebab nanti induk sapi betinanya bisa mati. Sudah kejadian di Kalimantan Selatan, 40 persen mati karena sapinya belum pernah melahirkan,” ujar dia.
 
Dalam pelaksanaan program gertak birahi, jelas Amran, harus dipilih sapi betina yang sudah melahirkan sebanyak dua kali supaya mampu menghasilkan anak sapi berukuran besar seperti jenis Brahma dan Limosin meski lewat inseminasi buatan. 
 
“Jadi harus melahirkan dua kali, kalau satu kali masih kurang aman. Tingkat kematiannya bisa sampai 10 persen,” ucap dia.
 
Dirinya menyebut, pemerintah membutuhkan impor sapi indukan 30 ribu ekor dan sapi bibit 1.200 ekor untuk merealisasikan program tersebut. Dengan tingkat keberhasilan 20 persen, dalam setahun mendatang diharapkan bisa diproduksi 1,6 juta ekor sapi. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.