Sukses

Anggota DPR: Ibu Susi, I Love U Full

Pernyataan Susi terjadi moral hazard dalam proses bongkar muat kapal di tengah laut (transhipment) yang dianggap mematikan struktur negara.

Liputan6.com, Jakarta Pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 dibanjiri pertanyaan untuk tiga Menteri Kabinet Jokowi. Namun berondongan pertanyaan menjurus pada Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. 
 
Salah satunya datang dari Anggota Badan Anggaran DPR, Anton Sihombing Nababan dari Komisi IV DPR. Sebagai Komisi yang menangani Kelautan dan Perikanan, Politisi dari Fraksi Golkar ini mengelu-elukan Susi dihadapan anggota Banggar lain.
 
Mengawali pertanyaan, Anton langsung menyatakan bakal memilih Susi apabila Menteri tamatan SMP ini mencalonkan diri sebagai Presiden RI. "Saya akan mendukung jika ada calon Presiden Wanita, Bu Susi," ujar dia di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/1/2015). 
 
Anton mengkritisi pernyataan Susi terjadi moral hazard dalam proses bongkar muat kapal di tengah laut (transhipment) yang dianggap mematikan struktur negara, termasuk pelabuhan, custom, imigrasi. 
 
Transhipment yang selama ini merajalela di perairan Indonesia dinilai Susi sebelumnya hanya memunculkan nelayan penjual solar di tengah laut. Sehingga Susi menghapus BBM subsidi untuk kapal 30 gross ton. 
 
"Moral hazard? Tersinggung kami. Makanya saya ingin memperdalam persoalan ini dengan ibu termasuk soal kerugian Rp 300 triliun dari ilegal fishing. Itu berarti kerja kami di Komisi IV dan Eselon I KKP nggak ada dong selama satu periode? Sedih sekali, apalagi sampai menimbulkan moral hazard, ngeri kali," keluh Anton. 
 
Lanjutnya, Menteri Kelautan dan Perikanan seharusnya berkoordinasi dengan asosiasi nelayan yang tercatat sebanyak 8 asosiasi dengan jumlah lebih dari 150 orang dalam memutuskan sebuah kebijakan. 
 
"Tapi Bu Menteri, I love you full. Ibu memang mau mengubah semuanya, tapi harusnya juga memikirkan nasib nelayan penangkap lobster misalnya, diberi jalan keluar. Karena akan banyak pengangguran. Tolong, tolong lah Bu Menteri, saya salut dengan kerja Ibu, makanya kita akan perdalam lagi. Kalau Jokowi terpilih kedua kalinya, Ibu calon Wakil Presiden yang akan datang," tutup Anton. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.