Sukses

Stimulus Bank Sentral Eropa Jadi Kesempatan Pemerintah RI

Stimulus bank sentral Eropa dapat jadi kesempatan pemerintah saat menerbitkan surat utang.

Liputan6.com, Jakarta - Stimulus bank sentral Eropa dinilai dapat mendorong aliran dana investor asing masuk ke emerging market termasuk Indonesia. Aliran dana investor asing ini diharapkan dapat membantu pemerintah Indonesia ketika menerbitkan surat utang.

"Stimulus bank sentral Eropa memberikan sentimen positif. Banyak dana mengalir ke emerging market. Bursa saham dan mata uang sejumlah negara menguat, akan tetapi euro melemah," ujar Ekonom BCA, David Sumual, saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (25/1/2015).

David menambahkan, bank sentral Eropa memang sengaja membuat euro melemah untuk meningkatkan daya saing. Apalagi ekspor zona Euro masih tertekan. Namun, sisi lain pemilihan umum di Yunani dapat memberikan risiko di pasar keuangan.

"Ada peluang partai sayap kiri menang pemilu. Yunani pun dapat keluar dari zona euro," kata David.

Dengan stimulus mencapai 60 miliar euro per bulan yang dikucurkan mulai Maret 2015 hingga September 2016, David mengharapkan pemerintah dapat memanfaatkan momen itu.

"Pemerintah akan menerbitkan samurai bond dan euro bond. Dana banyak masuk ini bisa jadi kesempatan. Investor juga akan berminat dengan obligasi pemerintah lainnya," kata David.

David mengakui memang, aliran dana investor lebih banyak masuk ke portofolio aset dibandingkan investasi langsung. Investor ingin investasi jangka panjang lebih melihat kondisi dalam negeri mulai dari peringkat negara, politik dan reformasi struktural yang dilakukan pemerintah Indonesia. Apalagi saat ini ada ketegangan antaran kepolisian dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menurut David, bila itu berlangsung lama dapat ganggu ekonomi Indonesia.

"Kalau investasi jangka panjang mereka melihat rating. Saat ini S&P juga belum menaikkan rating Indonesia," ujar David.

Gerak Nilai Tukar Rupiah

Meski demikian, David menilai, dampak jangka pendek stimulus bank sentral Eropa ini dapat menguatkan nilai tukar rupiah hingga pekan depan. Memang ada sejumlah sentimen lainnya yang ditunggu pelaku pasar seperti hasil pertemuan rapat The Federal Reserve, data ekonomi Amerika Serikat pada pekan depan.

"Sejauh ini belum ada perubahan signifikan. Masih ada harapan bank sentral Amerika Serikat akan menaikkan suku bunganya," kata David.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah menguat ke level 12.444 per dolar Amerika Serikat pada Jumat 23 Januari 2015 dari periode Kamis 22 Januari 2015 di kisaran 12.451.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

KPK vs Polri Bakal Ganggu Konsentrasi Pemerintah Bangun Ekonomi RI

KPK vs Polri Bakal Ganggu Konsentrasi Pemerintah Bangun Ekonomi RI

David juga mengingatkan konflik KPK dengan Polri RI bila terus memanas dalam jangka panjang juga akan menganggu ekonomi Indonesia. Program ekonomi pemerintahan bisa saja terbengkalai. Karena itu, ia mengharapkan agar konflik dua lembaga penegak hukum ini dapat segera diselesaikan dengan aman dan tanpa bentrok.

"Memang konflik KPK dengan Polri sementara belum berdampak ke bursa saham. Tapi kalau berkepanjangan dan tidak bisa diselesaikan ini menganggu," kata David.

Dengan penyelesaian konflik tersebut, David menuturkan, pemerintah dapat segera mengimplementasikan kebijakan ekonominya. "Pemerintah telah mengawali dengan bagus jangan biarkan konflik politik mempengaruhi ekonomi, agar bisa bergerak cepat," ujar David.(Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.