Sukses

Studi: Senin Jadi Hari Mengeluh Para Pegawai

Rata-rata responden pada survei mengaku menghabiskan 34 menit di pagi hari terutama pada Senin hanya mengeluhkan berbagai hal.

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini, Senin selalu di sebut-sebut sebagai hari yang paling tidak disukai banyak orang. Bahkan sebuah survei yang digelar Flomax Relief menemukan sebagian besar pegawai mengatakan Senin sebagai hari yang paling menyedihkan.

Mungkin ini bukan penemuan baru, tapi lembaga tersebut berhasil mengumpulkan bukti yang jelas mengapa Senin dibenci banyak orang.

Seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (26/1/2015), lebih dari setengah pegawai di dunia akan menghabiskan banyak waktunya untuk mengeluh, khususnya pada Senin pagi.

Rata-rata responden pada survei tersebut mengaku menghabiskan 34 menit di pagi hari hanya untuk mengeluhkan berbagai hal. Padahal, di hari kerja lain, rata-rata hanya 22 menit waktu yang dihabiskan untuk mengeluh.

Satu dari tiga pegawai yang terlibat dalam survei mengatakan, Senin merupakan hari yang paling dibenci untuk bekerja.

Beberapa alasan yang paling sering diutarakan seperti banyaknya pekerjaan yang menumpuk atau banyaknya email yang harus dicek di awal pekan.

Penjelasan lain mengapa Senin menjadi hari yang paling menjengkelkan untuk bekerja adalah rasa lelah setelah berlibur selama dua hari. Memang butuh waktu untuk membalikkan mood berlibur menjadi mood bekerja.

"Merasa malas dan tak mood untuk bekerja merupakan masalah biasa yang muncul di pagi hari," ungkap Juru bicara Flomax Relief yang melakukan survei pada lebih dari 2.000 orang dewasa.

Meski di hari lain banyak pegawai yang tetap menggerutu soal pekerjaannya, Senin tampak menjadi hari yang paling membuat para pegawai menderita.

Tak hanya persoalan lalu lintas yang padat, alasan lain yang membuat banyak orang kesal dengan hari Senin adalah perasaan stres pada banyak pekerjaan yang harus dituntaskan. Mengatur beban kerja untuk sepekan ke depan tentu bukan hal mudah. (Sis/Ahm)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini