Sukses

Pengusaha Minta Tarif Listrik Turun Ikuti Harga Semen

Pelaku industri semen meminta harga semen turun Rp 3.000 per sak juga diikuti biaya tarif listrik untuk membantu efisiensi.

Liputan6.com, Jakarta - Industri semen meminta harga semen turun sebesar Rp 3.000 per sak yang diputuskan pemerintah pada awal Januari 2015 juga diikuti oleh penurunan tarif listrik industri.

Ketua Asosiasi Semen Indonesia, Widodo Santoso mengatakan, listrik menjadi komponen penting dalam proses produksi semen. Oleh sebab itu, jika harga jual semen diturunkan, maka tarif listrik juga harus ikut turun agar produsen tidak terbebani.

"Listrik itu penting bagi industri semen. Semen turun Rp 3.000, sekarang harga Rp 60 ribu per sak, itu turun 5 persen. Revenue juga jadi turun 5 persen," ujar Widodo di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Pusat, Rabu (28/1/2015).

Dia menjelaskan, karena adanya penurunan harga jual ini, produsen semen telah melakukan langkah efisiensi agar biaya produksi bisa ditekan. Namun langkah efisiensi tersebut belum mampu mengimbangi penurunan harga jual produk semen.

"Tapi perusahaan sudah lakukan efisiensi, tapi hanya bisa tekan biaya sebesar 1,25 persen, masih ada 3 sekian persen yang ditanggung," lanjutnya.

Oleh sebab itu, Widodo meminta penurunan harga jual ini juga diikuti dengan penurunan tarif listrik oleh PLN. Terlebih lagi, saat ini harga internasional batu bara sebagai bahan baku pembangkit listrik juga tengah mengalami penurunan sehingga sangat wajar jika tarif listrik juga diturunkan.

"Kalau semen turun, PLN juga harusnya turunkan. Jadi PLN bisa bantu efisiensi kami. Harapan pengusaha dari Rp 1.100 kWh bisa jadi Rp 900 atau Rp 850 kWh," tandasnya. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini