Sukses

Perdana, AS dan Korsel Keluar dari Peringkat 5 Besar Investasi RI

BKPM menyebut Amerika Serikat dan Korea Selatan tersingkir dari posisi lima besar investasi di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut dua negara tersingkir dari posisi 5 besar investasi di Indonesia, yakni Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) di periode 2014. Alasannya dua negara ini mencatatkan penurunan investasi di Indonesia pada 2014.  

Kepala BKPM, Franky Sibarani mengungkapkan, realisasi penanaman modal sebesar Rp 456,6 triliun sepanjang 2014 ikut disumbang dari investasi asing. Penanaman Modal Asing (PMA) setahun lalu tercatat sebesar Rp 307 triliun dari sejumlah negara.

"Untuk pertama kalinya Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) T tidak masuk 5 besar investasi di Indonesia karena nilai realisasi penanaman modalnya turun di 2014," ucap dia saat Konferensi Pers Realisasi Investasi 2014 di kantornya, Jakarta (28/1/2015).

Lebih jauh Franky menjelaskan, investasi dari AS merosot dari US$ 2,4 miliar menjadi US$ 1,3 miliar dalam periode Januari-Desember 2014. Sementara nilai investasi Korea Selatan menjadi US$ 1,1 miliar dari sebelumnya US$ 2,2 miliar di 2013.

"Nilai investasi Korsel di Indonesia turun karena proyek-proyek besarnya sudah selesai, proyek Krakatau Posco sudah selesai. Kecuali Posco masuk tahapan kedua, tapi itu baru direncanakan, belum mulai. Apalagi kalau Lottechemical masuk, itu juga proyek besar, tapi ini belum.

Sedangkan investasi AS di tahun lalu memang stagnan, tapi masih ada kok. Jadi karena stagnan, kalah sama investasi negara lain," paparnya.
Berdasarkan negara asal, realisasi investasi Januari-Desember lalu, terdiri dari Singapura US$ 5,8 miliar di posisi Pertama dengan jumlah proyek 1.302.

Disusul peringkat kedua US$ 2,7 miliar sebanyak 1.010 proyek, posisi ketiga ditempati Malaysia US$ 1, 8 miliar dengan proyek 448, Belanda US$ 1,7 miliar sebanyak 181 proyek di posisi keempat dan Inggris di peringkat kelima dengan nilai investasi US$ 1,6 miliar sebanyak 182 proyek.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Azhar Lubis menambahkan, untuk pertama kalinya Tiongkok naik masuk 5 besar investasi di Indonesia pada kuartal IV 2014.

Nilai investasinya mencapai US$ 471,3 juta sebanyak 219 proyek atau berada di urutan 4 besar. Sementara sepanjang 2014, nilai investasi Tiongkok sebesar US$ 800 juta sebanyak 501 proyek di peringkat delapan besar.

"Di kuartal-kuartal sebelumnya, Tiongkok nggak pernah jadi 5 besar investasi di Indonesia. Ini karena beberapa proyek besar asal perusahaan Tiongkok sudah terealisasi, bahkan mau produksi komersial. Contohnya proyek semen di Kalimantan Selatan dan listrik di Sumatera Selatan," papar dia.

Azhar berharap, akan lebih banyak investasi dari perusahaan Tiongkok masuk ke Indonesia paska pembangunan kawasan industri di Morowali maupun Bantaeng dengan proyek andalan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter). (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini