Sukses

Harga BBM Ikut Mekanisme Pasar, Rakyat Ditipu

Jika kebijakan penurunan BBM masih dinilai positif oleh masyarakat maka dia bilang masyarakat sedang dininabobokan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk jenis premium menjadi Rp 6.600 dan solar menjadi Rp 6.400 per liter. Harga BBM kini mengikuti mekanisme pasar dengan evaluasi harga 2 minggu sekali.

Relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ferdinand Hutahea mengatakan, kebijakan tersebut sangat reaktif sehingga akan menimbulkan gejolak yang besar.

"Ini sesat kalau naik jadi siap-siap gejolak lebih parah dari sekarang. Tidak baik telah menggiring kita ke liberalisasi. Karena kepastian usaha tidak pasti," kata dia, Jakarta, Rabu (28/1/2015).

Dia pun mengkritisi, kebijakan penurunan harga BBM seharusnya dilanjutkan dengan penurunan harga komoditas. Namun, hal itu tidak terjadi karena adanya dugaan kartel.

"Saya tidak tahu tugas Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian supaya yang bandel disikat. Kalau tidak menurunkan harga, itu kartel," ujarnya.

Dia menuturkan, jika kebijakan penurunan BBM masih dinilai positif oleh masyarakat maka dia bilang masyarakat sedang dininabobokan untuk kemudian bangun karena fluktuasi harga.

"Penurunan harga minyak, rakyat kita seperti dininabobokan," tutup dia.

Proses Tender ISC Dipertanyakan

Di sisi lain, Direktur Global Future Institute Hendrajit menduga tengah terjadi tarik menarik antar kepentingan pada proses tender minyak mentah ISC yang dilakukan sejak pekan lalu, hingga saat ini belum juga diumumkan pemenangnya.

"Ini nampaknya ada tarik menarik yang kuat, tapi pada dasarnya adalah kepentingan," kata Hendrajit.

Menurutnya, alih fungsi pengadaan dari Petral ke ISC yang direkomendasikan Faisal Basri dengan maksud supaya semua prosesnya menjadi melalui satu pintu, justru hanya menjadi pintu masuk untuk mengganti importir semata.

"Ini kan hanya untuk ganti importir dan justru persoalannya itu tidak berubah. Tidak ada upaya orientasi untuk menghentikan impor. Apalagi ketergantungan kita dari hampir kepada 16 negara. Sehingga kita dalam konteks ini tetap menghidupkan terus ruh importir yang berkedok broker. Ini yang ga berubah," tutur dia.

Perlu diketahui juga, tender sudah dibuka pada 22 Januari, dan seharusnya pada 27 Januari sudah diumumkan. Namun karena ditengari benturan kepentingan maka proses tender pun jadi molor, yang biasanya dalam kurun 1x24 jam sudah ada pengumuman tender.(Amd/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini