Sukses

Harga Minyak Kembali Tertekan ke Level US$ 45,33 per Barel

Harga minyak mentah jenis Light Sweet untuk pengiriman Maret turun sebesar 60 sen menjadi US$ 45,33 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah terus mengalami tekanan karena data dari Departemen Energi Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa persediaan minyak di AS terus membludak.

Mengutip The Wall Street Journal, Kamis (29/1/2015), harga minyak mentah jenis Light Sweet untuk pengiriman Maret turun sebesar 60 sen menjadi US$ 45,33 per barel di New York Mercanthile Exchange.

Sedangkan harga minyak Brent yang merupakan patokan harga global juga mengalami hal yang serupa, turun 32 sen atau 0,7 persen ke level US$ 49,29 per barel di ICE Future Europe.

Penurunan tersebut dipicu oleh data yang dikeluarkan oleh Departemen energi Amerika Serikat yang mengungkapkan bahwa persediaan minyak mentah di AS naik 8,9 juta barel pada pekan yang berakhir pada 23 Januari 2015.

Sebenarnya, data yang dikeluarkan oleh Departemen Energi AS tersebut lebih kecil dibanding dengan perhitungan yang dikeluarkan oleh American Petroleum Institute (API). Sebelumnya, API menyatakan bahwa persediaan minyak di AS mengalami kenaikan 12,7 juta barel.

Namun meskipun angka Departemen Energi AS lebih rendah jika dibanding dengan data API, stok minyak mentah di AS pada Januari ini sudah mencapai titik tertinggi setidaknya selama 80 tahun terakhir.

Analis Citi Futures Perspective, New York, AS, Tim Evans mengungkapkan, harga minyak bisa lebih buruk lagi ke depannya mengingat level persediaan atau pasokan minyak mentah di AS terus mengalami kenaikan.

"Kenyataan tersebut membuat para pelaku pasar sulit memperkirakan harga minyak untuk beberapa bulan ke depan," jelasnya.

Evans dan juga beberapa analis lain memperkirakan ke depannya stok minyak di AS dan juga dunia akan terus mengalami kenaikan sehingga mendorong harga untuk lebih jatuh ke level yang lebih rendah lagi.

Sebelumnya, Barclays telah memangkas perkiraan harga minyak mentah lebih dari 40 persen. Pada perkiraan di tahun lalu, Barclays memperkirakan harga minyak Brent bakal di level US$ 72 per barel. Namun pada Rabu kemarin mereka memangkas perkiraan tersebut menjadi di kisaran US$ 44  per barel.

Sedangkan untuk West texas Intermediate juga dipangkas menjadi US$ 42 per barel dari sebelumnya di US$ 66 per barel.
(Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.