Sukses

Perusahaan Keluarga di RI Lebih Siap Hadapi Suksesi

78 persen usaha keluarga di Indonesia telah menyiapkan rencana suksesi.

Liputan6.com, Jakarta - Usaha berbasis keluarga di Indonesia menempati posisi terdepan di Asia Tenggara (ASEAN) dalam perencanaan dan persiapan alih kepemimpinan atau suksesi kepemimpinan setelah pemimpin saat ini pensiun atau mundur.

Riset yang dilakukan oleh Labuan International Business and Financial Centre (Labuan IBFC) menghasilkan temuan bahwa 78 persen usaha keluarga di Indonesia telah menyiapkan rencana suksesi. Rinciannya, 57 persen mengatakan bahwa mereka telah menyiapkan struktur pengelolaan kekayaan seperti yayasan dan 53 persen menyiapkan perwalian untuk mengelola suksesi dan pengalihan kekayaan antar generasi kepemimpinan usaha keluarga.

Hal tersebut berbeda dengan Singapura, usaha keluarga di Singapura menempati tempat terendah dalam perencanaan suksesi secara formal. Hasil riset menemukan bahwa hanya 58 persen dari usaha berbasis keluarga di Singapura yang memiliki rencana suksesi formal sementara 35 persen pimpinan usaha di Singapura meyiapkan struktur yayasan untuk mengelola rencana suksesi dan menjaga pelestarian kekayaan mereka.

Kevin Plumberg, editor dari laporan hasil riset tersebut cukup terkejut denngan hasil riset tersebut. Pasalnya, Singapura, yang merupakan pusat keuangan di Asia Tenggara, justru yang paling tidak siap dalam menyiapkan dan menggunakan yayasan,  perwalian serta penasihat eksternal dalam menangani suksesi usaha mereka.

"Hasil riset ini mewakili keragaman yang ada di wilayah Asia Tenggara serta kemajuan yang tidak merata dalam hal penanganan suksesi usaha.” jelasnya Minggu (1/2/105).

Laporan hasil riset yang diolah berdasarkan survei terhadap 250 usaha berbasis keluarga di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina ini juga menemukan bahwa pelanggan dan investor menunjukkan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi kepada usaha keluarga yang memiliki rencana suksesi dibanding yang tidak, dengan 71 persen dari pimpinan usaha keluarga mengakui bahwa hal tersebut  membuat mereka lebih mudah menarik investor.
 
Temuan lain adalah, meski Indonesia menjadi pemimpin pasar, mayoritas usaha keluarga di Indonesia tetap menggunakan struktur pengelolaan usaha yang informal seperti dewan keluarga untuk menyelesaikan konflik keluarga dan permasalahan suksesi.  Lebih dari 70 persen usaha keluarga di Indonesia menggunakan dewan keluarga untuk membahas dan melaksanakan rencana suksesi. 

Untuk diketahui, seluruh responden minimal memiliki tanggung jawab manajerial senior minimal, dan 50 persen responden adalah anggota dewan direksi atau jajaran pimpinan usaha dan 62 persen dari responden survei berasal dari perusahaan dengan pendapatan tahunan global AS$ 150 juta atau kurang, dan 11 persen memiliki pendapatan  AS$ 1 miliar atau lebih. (Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.