Sukses

Neraca Perdagangan Masih Jeblok Meski Harga Minyak Turun

Rapor merah masih akan menghiasi neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2014 dengan catatan defisit.

Liputan6.com, Jakarta Rapor merah masih akan menghiasi neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2014 dengan catatan defisit. Penyebabnya, laju impor tetap tinggi meskipun terjadi penurunan harga minyak dunia sejak akhir tahun lalu tanpa diiringi peningkatan harga komoditas penopang ekspor Indonesia.

Pengamat Ekonomi dari Institute for Development Of Economic and Finance (Indef), Enny Sri Hartati mengatakan, anjloknya harga minyak dunia tidak berpengaruh pada aktivitas impor karena beberapa hal.

"Harga minyak turun tidak berpengaruh sekali ke impor, apalagi kurs rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Impor minyak gas tetap akan tinggi selama nggak ada energi alternatif, kurs rupiah terdepresiasi, dan harga komoditas ekspor belum pulih," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (2/2/2015).

Pergerakan ekspor, diakui Enny, merupakan ancaman defisit pada tahun ini mengingat belum ada tanda-tanda perbaikan bagi Indonesia untuk menggenjot ekspor. "Harga komoditas masih lesu, tapi kami optimistis pada sektor riil dan upaya pengendalian defisit transaksi jasa," ucapnya.

Menurut dia, impor barang-barang modal telah mengalami penurunan karena perlambatan investasi. Namun sayangnya, impor konsumsi dalam negeri melambung. "Maka dari itu, kami perkirakan neraca perdagangan di Desember 2014 masih defisit," tutur Enny.

Sementara itu, Analis Woori Korindo Securities, Reza Priyambada memprediksi akan ada kenaikan nilai ekspor meski tidak terlalu signifikan. Kenaikan ini berasal dari ekspor non migas. Lanjutnya, berlanjutnya penurunan harga minyak dunia dan komoditas lain membuat nilai ekspor migas cenderung melorot.

"Laju impor sedikit tertolong karena harga minyak dunia jeblok, jadi nilai impor migas juga turun. Penurunan ini kemungkinan akan diimbangi kenaikan impor dari beberapa golongan non migas," jelasnya.

Dengan begitu, Reza meramalkan, defisit neraca perdagangan pada Desember 2014 berkisar US$ 116 juta hingga US$ 127 juta. Perkiraan ini lebih rendah dibanding capaian defisit US$ 426 juta di akhir November lalu. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini