Sukses

Harga Minyak Mentah RI Turun US$ 14,26 per Barel di Januari 2015

Harga Minas atau Sumatera Light Crude (SLC) tercatat US$ 45,56 per barel, turun US$ 14,44 per barel dari bulan sebelumnya

Liputan6.com, Jakarta - Tim Penentu Harga Minyak Indonesia menyatakan, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) Januari 2015 tercatat sebesar US$ 45,30 per barel, turun US$ 14,26 per barel dibanding dengan posisi Desember 2014 yang tercatat US$ 59,56 per barel.

"Berdasarkan perhitungan, Formula ICP  turun US$ 14,26 per barel dari Desember 2014," Seperti dikutip dari situs resmi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), di Jakarta, Kamis (5/2/2015).

Sementara harga Minas atau Sumatera Light Crude (SLC) tercatat US$ 45,56 per barel, turun US$ 14,44 per barel dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 60 per barel.

Penurunan harga minyak mentah Indonesia tersebut sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang juga anjlok karena beberapa faktor yaitu:

1. Meningkatnya pasokan minyak mentah OPEC, khususnya dari Irak, di mana produksi minyak mentah Irak mencapai 4 juta barel per hari, meningkat kurang lebih 300 barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

2. Berdasarkan publikasi Energy Information Administration Amerika Serikat bulan Januari 2015, proyeksi permintaan minyak global tahun 2015 sebesar 93,3 juta barel per hari, turun 0,01 juta barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

3. Berdasarkan laporan Energy Information Administration Amerika Serikat, tingkat stok mingguan minyak mentah komersial Amerika Serikat, gasoline dan distillate fuel oil selama bulan Januari 2015 mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan Desember 2014.

4. Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 berdasarkan publikasi IMF (International Monetary Fund) bulan Januari 2015 mengalami penurunan sebesar 0,3 persen dibandingkan proyeksi periode sebelumnya yang disebabkan oleh melemahnya pertumbuhan ekonomi China, Rusia serta negara-negara berkembang.

5. Masih kuatnya nilai tukar dolar AS dibandingkan dengan mata uang dunia lainnya.

6. Keputusan raja baru Arab Saudi melanjutkan kebijakan harga lama yang tidak melakukan pemotongan produksi minyak mentah.

Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkam oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan investasi di China yang melemah sejak kuartal III 2014 dan rendahnya permintaan minyak mentah serta produk turunannya dari Jepang. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini