Sukses

Dari Bisnis Kambing Etawa, Pejabat Ini Sulap Daun Jadi Uang

Berangkat dari hobi Wakil Kepala PPATK membuka usaha ternak kambing etawa, di Kawasan Gadog, Bogor, Jawa Barat.

Liputan6.com, Bogor- Meningkatkan pendapatan dari berwirausaha tidak memandang kelas sosial. Bahkan  tak sedikit mereka yang dulunya merupakan pekerja, kemudian menjajal peruntungan menjadi pengusaha dan sukses.

Hal tersebut seperti yang dilakukan seorang pejabat lembaga negara Agus Santoso, yang memiliki slogan mengubah daun menjadi uang.

Berangkat dari hobi, Wakil Kepala Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan ( PPATK) tersebut, memutuskan mencoba peruntungan menjadi pengusaha dengan membuka usaha ternak kambing etawa, di Kawasan Gadog Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Usahanya dimulai sejak 2005. Saat memulai banyak aral rintangan menghadang dalam mengembangkan usahanya. Mulai dari kendala penyediaan bibit yang unggul untuk menghasilkan susu berkualitas tinggi.

"Kendala utama secara makro Pemerintah Indonesia kurang pro peternak, satu kurang menyediakan bibit yang bagus, kami menyediakan bibit sendirian kalau di luar negeri pemerintah menyediakan bibit bagus," ungkap dia kepada Tim Liputan6.com.

Selain itu, keterbatasan pakan ternak yaitu rerumputan juga menjadi kendala lain. Kondisi ini memkasa Agus harus membatasi jumlah kambing yang diternakkan.

Kini, pria berkumis ini mampu memiliki 40 ekor kambing etawa. Dari jumlah tersebut, baru 12 ekor yang produktif menghasilkan susu. Di mana dalam sehari 12 ekor kambing tersebut memproduksi sekitar 10 hingga 12 liter susu.

Dengah harga Rp 45 ribu per liter beternak kambing etawa menjadi bisnis yang cukup menjanjikan bukan?. Terlebih banyak manfaat yang didapat selain produksi susu, seperti daging kambing, dan anakan kambing yang dapat dijual.

Keunggulan usaha Agus lainnya, ternak kambing yang digeluti tidak sembarangan. Dia menerapkan pola poli culture yaitu sirkulasi pemanfaatan limbah. Limbah tersebut berasal dari pabrik tahu yang juga dimilikinya.

Dari pabrik tahu tersebut, dapat menghidupi masyarakat sekitar dengan mengembangkan penjualan makanan berbasis bahan dasar tahu yang dibinanya.

"Kami membina tukang pikul gorengan bisa mengolah tahu yang dihasilkan pabrik jadi tahu isi, pepes tahu, tahu bisa multi produk, tahu China, tahu Pong. Kemudian bisa bikin susu kedelai," papar Agus.

Nah, selanjutnya limbah pabrik tahu yang biasa dikenal ampas tahun dimanfaatkan untuk campuran pakan kambing etawa yang dikelolanya. Di mana dari air perasan limbah tahu tersebut dimasukan ke kolam ikan nila dengan begitu tak ada limbah yang dibuang mencemari lingkungan.

Dengan kesuksesan yang diraupnya saat ini, mantan Pejabat Bank Indonesia tersebut mengaku menganut slogan mengubah daun menjadi uang.  "Saya punya take line mengubah daun menjadi duit, daun kita kasih makan kambing, jadi susu jadi duit, sudah besar jadi duit, jadi menyulap daun tanpa rekening gendut melalui kambing perah," ujar Agus sambil bergurau. (Pew/Nrm)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.