Sukses

Harga Minyak Terus Jatuh, Kontribusi OPEC?

Bank for International Standards (BIS) justru menyalahkan keputusan OPEC atas turunnya harga minyak

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia terus jatuh hingga sekitar 60 persen sejak pertengahan 2014. Harga minyak turun lantaran melimpahnya pasokan global di tengah rendahnya konsumsi masyarakat dunia.

Meski begitu, Bank for International Standards (BIS) justru menyalahkan keputusan yang diambil Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada pertemuan November 2014 untuk fokus pada pangsa pasar.

Padahal mengutip laman CNBC, Senin (9/2/2015), laporan BIS menunjukkan, OPEC seharusnya lebih fokus pada pemangkasan produksi minyak untuk membangkitkan harga minyak yang tengah merosot. Harga minyak mentah jenis Brent tetap relatif stabil di atas US$ 100 per barel selama empat tahun sebelum akhirnya terus turun.

Laporan dari BIS, forum global dari bank-bank sentral di seluruh dunia, menunjukkan dua episode penurunan harga minyak yang bisa dibandingkan terlihat pada 1996 dan 2008. Di dua masa tersebut, terjadi pengurangan konsumsi minyak besar-besaran dan pada 1996, terjadi ekspansi produksi signifikan.

"Ini tampak menjadi perkembangan yang sangat signifikan sejak pertengahan 2014, masa di mana produksi minyak melampaui ekspektasi dan konsumsi minyak justru melemah lebih parah dari prediksi, " seperti tertulis dalam laporan tersebut.

Sebaliknya, penurunan tajam dan perubahan harga yang signifikan dalam jangka waktu harian berpengaruh cukup besar pada aset keuangan. Seperti aset keuangan lainnya, pergerakan harga minyak didorong oleh perubahan ekspektasi tentang kondisi pasar masa depan.

"Dalam hal ini, keputusan OPEC baru-baru ini tidak memangkas produksi merupakan kunci penurunan harga minyak, "kata kelompok itu.

Menteri Keuangan Arab Saudi, Ibrahim Abdulaziz Al-Assaf mengatakan, pekan ini negaranya akan tetap mengeluarkan cadangan dana tunainya dan menggunakan kemampuan kreditnya untuk meredam badai yang sedang berkecamuk di pasar minyak.

Ibrahim Abdulaziz Al-Assaf bahkan mengatakan Arab Saudi tengah mempersiapkan masa harga minyak murah.

"Kami telah belajar dari masa lalu di pasar minyak, setiap orang tahu, ada saatnya harga minyak naik dan turun, mencapai puncak dan turun ke bukit," ujarnya.

Dia menjelaskan, pihaknya telah membangun waktu jeda untuk membantu negara mempertahankan kebijakannya. Terlebih lagi, kebijakan untuk terus meningkatkan harga minyak sama sekali tidak mengganggu produksi minyak AS dan pihaknya merasa nyaman untuk terus melakukan hal tersebut. (Sis/Ahm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini