Sukses

Harga Minyak Naik di Tengah Pelemahan Dolar AS

Minyak mentah berjangka AS untuk Maret naik US $ 2,37 atau 4,85 persen menjadi US$ 51,21 per barel.

Liputan6.com, New York - Harga minyak menguat tajam pada Jumat (13/2/2015) ini setelah susut dalam dua hari seiring berita pemotongan belanja industri dan pelemahan dolar AS yang menghidupkan kembali pembelian.

Harga minyak mentah AS ditutup di atas US$ 51 per barel, seiring data yang menunjukkan potensi stok mencapai rekor di Cushing, Oklahoma.

Minyak mentah berjangka AS untuk Maret naik US $ 2,37 atau 4,85 persen menjadi US$ 51,21 per barel. Sementara minyak Brent berjangka naik US$ 2,39, atau 4,37 persen menjadi US$ 57,05 per barel setelah kehilangan 3 persen pada hari Rabu.

Volume perdagangan di seluruh kurva di atas kontrak 1 juta untuk hari kesembilan berturut-turut, posisi tertinggi sepertiga dari rata-rata Januari.

Perusahaan energi asal Perancis, Total mengumumkan pemotongan investasi dan pekerjaan setelah mengurangi hampir separuh harga minyak sejak Juni.

Kepala eksekutif Shell memperingatkan bahwa pasokan mungkin tidak dapat bersaing dengan meningkatnya permintaan sehingga perusahaan memangkas anggaran.

"CEO Shell memiliki mengambil lebih bullish pada pasokan dan permintaan dan melemahnya dolar juga membantu mendukung minyak mentah," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.

Sentakan terbaru datang pada pertengahan pagi pada hari Kamis setelah perusahaan intelijen minyak Genscape melaporkan bahwa persediaan minyak mentah di Cushing, Oklahoma, naik lebih dari 3 juta barel dalam empat hari, menunjukkan data minggu terbesar. (Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.