Sukses

Harga BBM Bakal Turun Saat Minyak Dunia Naik

Tren harga minyak dunia dan dolar Amerika Serikat (AS) menjadi pertimbangan untuk perubahan harga BBM

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah sedang mengevaluasi perubahan harga bahan bakar minyak  (BBM) untuk pertengahan bulan Februari. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM),  I Nyoman Wiratmaja mengatakan, pihaknya sudah melakukan analisis harga BBM untuk periode pertengahan Februari 2015. Namun, ia enggan menyebutkan hasil analisis tersebut.

"Tergantung bapak-bapak (setingkat Menteri) yang menentukan, kami sudah analisis,"  kata Wiratmaja, di Kantor Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/2/2015).

Wiratmaja menuturkan, tren harga minyak dunia dan dolar Amerika Serikat (AS) menjadi pertimbangan untuk perubahan harga BBM. Saat ini harga minyak dunia cenderung naik tetapi belum signifikan.

Harga minyak mentah AS ditutup di atas US$ 51 per barel seiring data yang menunjukkan potensi stok mencapai rekor di Cushing, Oklahoma pada penutupan Kamis (Jumat pagi WIB). Harga minyak mentah berjangka AS untuk Maret naik US$ 2,37 atau 4,85 persen menjadi US$ 51,21 per barel. Harga minyak Brent berjangka naik US$ 2,39 atau 4,37 persen menjadi US$ 57,05 per barel setelah turun 3 persen.

"Tren rebound sedikit, tidak naik tajam. MOPS (Mean of Platts Singapore/Harga BBM Acuan)  naik tapi tidak tajam belum lewati US$ 60 per barel. Kurs rupiah naik juga nanti kami kalkulasi," papar Wiratmaja.

Wiratmaja menambahkan, rapat penentuan harga BBM yang akan diilakukan Jumat sore di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian batal. "Rapat tentang BBM batal," ujar Wiratmaja.

Kebijakan tersebut diambil karena harga rata-rata minyak dunia masih rendah walaupun dua hari menjelang pengumuman kebijakan BBM, harga minyak dunia rebound ke level US$ 51 per barel.

Di tempat terpisah, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden (Wapres), Sofjan Wanandi mengungkapkan, penguatan harga minyak dunia hanya bersifat sementara karena pengaruh kondisi politik di Yunani dan Timur Tengah yang belum selesai. Konflik politik tersebut kian memanas sehingga memicu kenaikan harga minyak dunia.

"Tapi trennya saya pikir begini saja (turun). Naik turunnya harga minyak dunia tidak akan banyak. Volatilitas tinggi karena politik bukan suplai dan demand (permintaan)," papar dia usai acara 'Jakarta Food Security Summit' di Jakarta.

Sofjan menegaskan, harga BBM premium dan solar akan mengalami penurunan kembali pada 15 Februari ini. Namun pemerintah mengaku masih menghitung berapa besar penurunan harga jual BBM.

Sementara itu, PT Pertamina berharap pemerintah tidak menurunkan harga BBM bersubsidi jenis solar pada 15 Februari 2015. Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang menuturkan, keinginan itu didasari oleh kenaikan patokan harga BBM yang berdasarkan MOPS serta menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah. (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.