Sukses

Pedagang Buah Yogyakarta Mengadu ke Menteri Koperasi

Penjualan pedagang buah Yogyakarta menurun usai pemberitaan tentang buah impor yang mengandung bakteri.

Liputan6.com, Yogyakarta - Pedagang buah impor di Pasar Buah Gamping Yogyakarta mengadu ke Menteri Koperasi dan UMKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga tentang penjualannya yang turun drastis.

Maftuhin (40), salah satu pedagang yang menjadi anggota Koperasi Pasar Gemah Ripah Gamping Yogyakarta, menuturkan kondisi ini terjadi usai pemberitaan tentang buah impor yang mengandung bakteri. Penjualan pedagang turun hingga 50 persen perharinya.

Dia pun meminta kepada Menkop dan UMKM jika memang ada pelarangan penjualan buah impor, pemerintah harus mengembangkan produk buah lokal. Maftuhin salah satu dari 163 anggota koperasi pasar yang terdiri pedagang buruh bongkar muat.

"Penjualan turun 50% sebelum pemberitaan itu bisa sampai jual 400-500 karton. Sekarang 200 karton aja susah. Saya minta diusulkan supaya kalau memang dilarang, Alhamdulillah agar produk lokal dikembangkan," ujarnya di Yogyakarta, seperti dikutip Sabtu (14/2/2015).

Menteri Puspayoga pun memberikan penjelasan, jika saat ini pemerintah tengah melakukan program swa sembada pangan termasuk buah lokal. Harapanya agar nantinya Indonesia tak lagi impor buah.

Walaupun saat ini buah lokal sangat melimpah namun belum bisa merata dan dikonsumsi masyarakat. Untuk itu Puspayoga menilai perlu adanya koperasi.

Alasan inilah yang membuatnya turun ke daerah menerima aspirasi anggota koperasi. Walaupun sudah ada koperasi di seluruh Indonesia namun kenyataannya koperasi belum diberdayakan maksimal dalam perdagangan.

"Harus koperasi karena anggotanya UKM semua. Di indonesia 99% UKM. Makanya saya semangat bertemu dengan teman teman karena menjadi tulang punggung. Rasio perbedaan dan yang miskin keliatan sekali karena koperasi tidak diberdayakan," ujarnya.

Puspayoga membandingkan peran koperasi di negara lain seperti di Singapura. Koperasi di Singapura menguasai perdagangan dimana 62% dikuasai koperasi. Lalu ia menceritakan koperasi di Jepang yang luar biasa khususnya koperasi pertanian. Anggota koperasi di Jepang sangat banyak sehingga sangat brrkembang dan maju. Menurutnya di dua negara itu peran pemerintah sangat penting untuk mengembangkan koperasi.

"Di indonesia banyak dan bagus cuman belum diberdayakan dengan benar. 3 tahun lagi semua permasalahan selesai maka perlahan perlahan akan impor akan berkurang," ujarnya. (Fathi/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.