Sukses

PLN Mulai Gunakan Batu Bara Cair untuk Pembangkit Listrik

Penggunaan batu bara yang dicairkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik lebih ramah lingkungan serta lebih mudah ditransportasikan.

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN berencana menggunakan batu bara yang dicairkan melalui proses upgrading (coal slurry) sebagai bahan bakar pembangkit listrik menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD).

Dikutip dari Rencana Usaha Penyediaan Listrik (RUPTL) 2015-2024, Minggu (15/2/2015), coal slurry digunakan untuk pembangkit termal melalui proses pembakaran dengan mekanisme penyemprotan.

Coal slurry digunakan sebagai pembangkit skala kecil pengganti PLTD untuk beban dasar. PLN sudah membangun sebuah pembangkit yang dijadikan pilot project berkapasitas 500 kilo Watt (kW) di Karawang, Jawa Barat. Pembangkit ini akan digunakan untuk mengaliri listrik di kepulauan pada tahun 2015 ini.

Dalam rencana jangka panjang, PLN memang merencanakan untuk mengimplementasikan pembangkit dengan bahan bakar coal slurry di sistem kecil yang tersebar terutama di wilayah Papua dan Maluku.

Penggunaan batu bara yang dicairkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik lebih ramah lingkungan serta lebih mudah ditransportasikan karena bisa disimpan dalam tangki.

Menurut Handbook of Energy and Economic Statistic of Indonesia 2013 yang diterbitkan oleh Pusdatin Kementerian ESDM pada tahun 2013, sumber daya batu bara Indonesia mencapai 119,4 miliar ton yang tersebar terutama di Kalimantan sebanyak 55,8 miliar ton, Sumatera sebesar 63,2 miliar ton dan daerah lainnya 0,4 miliar ton.

Cadangan batu bara dilaporkan sebesar 29 miliar ton dengan rincian untuk Kalimantan sebesar 16,3 miliar ton, Sumatera sebanyak 12,7 miliar ton. Karena ketersediaannya yang sangat banyak, maka dalam RUPTL diasumsikan bahwa batu bara selalu tersedia untuk pembangkit listrik.

Sekitar 22 persen dari batu bara Indonesia berkualitas rendah (low rank) dengan kandungan panas kurang dari 5.100 kkal per kg. Sedangkan sebagian besar atau 66 persen berkualitas medium antara 5.100 kkal per kg dan 6.100 kkal per kg. Sisanya sebesar 12 persen yang berkualitas tinggi dengan kandungan panas antara 6100 kkal per kg hingga 7100 kkal per kg. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini