Sukses

Ikuti Arab Saudi, Harga Minyak RI Sesuai Dipatok US$ 60/Barel

"Arab Saudi menggunakan US$ 60, kalau APBN-P di kisaran US$ 60 sudah berarti mengikuti first leader," ujar Anggito Abimanyu, Ekonom BRI.

Liputan6.com, Jakarta - Penetapan harga minyak Indonesia (Indonesia crude price/ICP) US$ 60 per barel dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 dinilai sudah sesuai dengan acuan harga minyak yang ditetapkan oleh Arab Saudi selaku negara pemimpin produsen minyak (OPEC).

"Harga minyak US$ 60 per barel. Arab Saudi menggunakan US$ 60, kalau APBN-P di kisaran US$ 60 sudah berarti mengikuti first leader," kata Anggito Abimanyu, Chief Economist PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, di Kantor Bank BRI Jakarta, Senin (16/2/2015).

Namun Anggito pesimistis dengan target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan dalam APBN-P 2015 sebesar 5,7 persen. Menurut Anggito, perlambatan ekonomi seperti saat ini target pertumbuhan ekonomi yang ideal sebesar 5,2 persen.

"Dunia mengalami perubahan. 5,2 persen angka yang tidak cukup baik menampung pekerja Indonesia," ungkapnya.

Seperti diketahui, asumsi dasar makro yang disepakati dalam APBN-P 2015 antara lain pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7 persen, inflasi sebesar 5 persen, nilai tukar rupiah Rp 12.500 per dolar Amerika Serikat (AS), harga minyak mentah US$ 60 per barel, lifting minyak bumi sekitar 825 ribu barel per hari.

Kementerian dan Komisi VII DPR menyepakati besaran harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP) dalam Anggaran Pendatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015) sebesar US$ 60 per barel.

Angka tersebut disepakati dalam rapat lanjutan asumsi makro Kementerian ESDM dengan Komisi VII DPR. Menteri ESDM Sudirman Said, pun menyetujui besaran ICP dari perolehan pangajuan sembilan fraksi tersebut. Menurut Sudirman, angka US$ 60 per barel sudah didiskusikan dengan berbagai pihak.

"Sebelum berangkat saya konsultasi dengan berbagai pihak dengan Kementereian keuangan, kami mungkin ambil US$ 60 sebagai asumsi yang moderat," pungkas Sudirman. (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini