Harga Minyak Naik Masih Sentuh Posisi Tertinggi di 2015

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia ditutup naik, di mana minyak mentah Brent naik ke posisi tertinggi di tahun ini sebesar US$ 63 per barel. Ini imbas dari kekhawatiran tentang stabilitas zona euro.

Ancaman terhadap produksi minyak mentah Timur Tengah dan Amerika Serikat juga tampaknya memacu harga di pasar meskipun data persediaan global menunjukkan kelebihan pasokan hingga 2 juta barel per hari.

"Kami berada dalam mode ini di mana pasar terus diskon karena berita," kata Dominick Chirichella, Partner Senior Energy Management Institute di New York.

Namun dia mengakui ada beberapa berita positif di luar sana tentang Libya dan seluruh Timur Tengah.

Kontrak Brent minyak untuk pengiriman April ditutup naik US$ 1,13 menjadi US$ 62,53 per barel, rebound dari harga terendah US$ 60,27 per barel. Puncak harga US$ 63 per barel merupakan yang tertinggi sejak 18 Desember. Sementara minyak mentah berjangka AS ditutup naik 75 sen menjadi US$ 53,53 per barel.

Harga minyak merosot sekitar 60 persen antara bulan Juni dan Januari di tengah kekhawatiran pasokan. Namun harga mulai naik sejak awal Februari di mana mereka telah rebound lebih dari 10 persen didorong spekulasi bahwa pasar telah menyentuh dasar dan kekhawatiran tentang pertempuran di Timur Tengah.

Kekerasan di Libya telah menutup semua pelabuhan utama dan ekspor minyak dari negeri susut. Seperti kondisi Pemerintah Daerah Kurdistan Irak mengancam akan menahan ekspor minyak jika Baghdad gagal mengirim anggaran.

Kepala ekonom Badan Energi Internasional Fatih Birol mengatakan pada hari Selasa munculnya Negara Islam menghadirkan tantangan besar bagi investasi yang diperlukan untuk mencegah kekurangan minyak pada dekade berikutnya.(Nrm)