Sukses

Gresik Dinilai Cocok untuk Bangun Smelter Tembaga Nasional

Pembangunan smelter itu harus memenuhi beberapa hal seperti pasokan listrik, dekat pelabuhan, serta pasokan air dan gas bumi.

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara merekomendasikan Gresik Jawa Timur, sebagai tempat cocok untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga nasional.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), R. Sukhyar mengatakan, pemerintah memiliki keinginan perusahaan tambang pemegang Kontrak Karya yang memproduksi konsentrat tembaga, bersama membangun smelter tembaga nasional. Perusahaan tersebut adalah PT Freeport Indonesia, PT Newmont Nusa Tenggara (NNT), PT Kalimantan Surya Kencana dan PT Gorontalo Minning.

"Pembangunan smelter tembaga nasional.  Kami tidak bicara per individu," kata Sukhyar, di Kantor Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (18/2/2015).

Sukhyar mengungkapkan, pemerintah telah mengarahkan empat perusahaan tersebut melakukan perundingan untuk membangun smelter, menentukan beberapa hal lokasi, kapasitas, dan teknologi.

"Ada beberapa hal diputuskan satu berapa kapasitas smelter diputuskan, kami tahu jumlahnya berapa, lokasi di mana, teknologinya, penyadang dananya siapa," tutur Sukhyar.

Terkait dengan lokasi, pembangunan smelter harus memenuhi beberapa hal seperti pasokan listrik, dekat pelabuhan, pasokan air dan ada pasokan gas bumi. Menurut Sukhyar, Gresik memiliki fasilitas  tersebut yang diperlukan.

"Lokasi di Gresik itu bisa menjadi salah satu yang mereka rundingkan," tutur Sukhyar.

Dengan kelengkapan fasilitas yang dibutuhkan smelter, akan mempercepat pelaksanaan pembangunan. Sukhyar memperkirakan, jika pembangunan  dilakukan di Gresik dalam waktu dekat ini, maka smelter bisa beroperasi 2017.

"kalau diputuskan lokasi di Gresik sudah jelas, 2017 dan 2018 sudah masuk (beroperasi). Jadi harus dipaksakan 2017," pungkas Sukhyar. (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.