Sukses

Pemerintah Subsidi Premium Rp 50 Akibat Harga Minyak Naik

Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM, I Nyoman Gusti Wiratmaja menuturkan, hasil kelebihan dari harga jual BBM akan diaudit oleh BPK.

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga minyak dunia membuat negara mensubsidi harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium Rp 50 per liter dan solar Rp 100 per liter.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi  Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), I Noman Gusti Wiratmaja mengatakan, harga minyak dunia mengalami kenaikan, seharusnya pemerintah menaikkan harga Premium Rp 50 per liter dan solar Rp 100 per liter, pada pertengahan Februari. Namun, pemerintah mengambil  keputusan harga tak berubah.

"Kalau kemarin harusnya naik Rp 50 tapi keputusan di Menko (Kementerian Kordinator Perekonomian ditetapkan saja," kata Wira, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (20/2/2015).

Menurut Wira, meski pemerintah memberikan subsidi, tapi uang yang digunakan bukan berasal dari anggaran negara. Akan tetapi, dari hasil penjualan harga BBM yang lebih tinggi dari harga beli saat harga minyak sedang turun.

"Kemarin ada detla (saat harga minyak rendah).  Untuk solar Rp 6.500, ada selisih 100. Itu dilihat asumsi nabatinya 100 persen," ungkapnya.

Wira menambahkan, hasil kelebihan dari harga jual BBM tersebut akan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). "Nanti diaudit BPK. Tabungan sejak turun drastis, sejak 19 Januari. Contoh waktu rapat DPR ada tabungan Rp 100-200 per liter," pungkasnya.

Harga minyak melanjutkan pelemahannya pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan rekor tertinggi dalam persediaan minyak mentah.

Dilansir dari Reuters, harga minyak jenis Brent yang menjadi patokan di pasar internasional turun US$ 32 sen menjadi US$ 60,21 per barel, dengan level terendah pada hari ini US$ 57,80 per barel. Pada hari Selasa, harga minyak Brent sempat menyentuh level tertinggi dalam dua bulan di kisaran US$ 63 per barel.

Sementara harga mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) yang menjadi patokan minyak di AS ditutup melemah US$ 98 sen menjadi US$ 51,16. Pada awal sesi, harga sempat turun lebih dari US$ 2 per barel. (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.