Sukses

Semakin Rendah Harga Minyak, Semakin Cepat Naik Kembali

Jika ada barang dengan harga murah, banyak orang akan memburunya. Begitu juga yang akan terjadi pada harga minyak

Liputan6.com, New York - Jika ada barang dengan harga murah, banyak orang akan memburunya. Salah satu prinsip ekonomi itu tampaknya akan segera terbukti dengan penurunan drastis harga minyak kali ini.

"Semakin lama harga minyak berada di level rendah, semakin cepat respons dari masyarakat untuk membeli kendaraan irit bensin dan meningkatkan kebutuhan minyak," ujar Presiden Prestige Economics Jason Schenker seperti dikutip dari Wall Street Journal, Senin (23/2/2015).

Selama enam bulan terakhir, 53 persen dari pembelian kendaraan di Amerika Serikat merupakan truk ringan atau kendaraan sporty yang terkenal lebih menguras gas. Jumlahnya mencapai level tertinggi dibandingkan 51 persen pada Juni tahun lalu saat harga minyak mencapai puncaknya.

Jatuhnya harga minyak bukan hanya tanda terlalu tingginya pasokan dan permintaan yang sedikit. Semakin parah jatuhnya harga minyak, semakin banyak orang yang bisa membelinya. Itu akan mendorong permintaan dan mendorong harga minyak kian naik.

Harga minyak jatuh dan berada di level rendah pada 1980-1990-an dan mengurangi kekhawatiran tentang konsumsi energi. Kondisi tersebut mendorong perkembangan perumahan dan membuat industri tak terlalu khawatir dengan penggunaan produksinya.

Sejumlah ekonomis menyebutnya sebagai `demand response` yang perubahannya butuh waktu bertahun-tahun.

"Anda tak akan serta merta mengubah rencana. Ada dampak sangat kecil dari respons jangka pendek dan pada jangka waktu lama menjadi lebih besar skalanya," ujar ekonom senior di BNP Paribas Bricklin Dwyer.

Begitu juga yang dilaporkan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) awal bulan ini. Meski konsumsi minyak diprediksi akan turun karena ekonomi yang melemah, tapi harga yang rendah akan terus mendorong naik harga minyak.

"Pada 2008, harga-harga minyak jatuh parah karena krisis finansial dan resesi ekonomi global yang juga menganggu permintaan. Kali ini penruunan parah lebih dipicu pasokan yang berlebihan dan harga minyak murah akan membantu laju pertumbuhan permintaan minyak kali ini," tulis OPEC dalam laporannya. (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini