Sukses

Pertamina Sarankan Masyarakat Beli Elpiji 3 Kg di SPBU

"Di SPBU dengan harga sesuai HET yang ditetapkan," Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyarankan kepada masyarakat untuk membeli gas elpiji bersubsidi atau gas elpiji dengan ukuran 3 kilogram (kg) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Saran ini dikeluarkan setelah banyak dari warga yang mengeluhkan kelangkaan elpiji 3 kg sekaligus melambungnya harga di pasaran melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).

Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan, untuk mengatasi kelangkaan elpiji 3 kg, Pertamina telah melakukan penyebaran pasokan berbagai agen dan juga SPBU. " Untuk lebih menjamin penyebaran elpiji 3 kg, maka di seluruh SPBU akan tersedia elpiji 3 Kg," kata Ahmad, di Jakarta, Rabu (25/2/2015).

Dengan adanya langkah penyebaran tersebut, diharapkan masyarakat bisa mendapatkan elpiji 3 kg dengan mudah. Selain itu, jika masyarakat menemukan ada pengecer yang menjual elpiji dengan harga di atas ketentuan, Pertamina menyarankan agar warga tidak usah membeli di pengecer tetapi membeli ke SPBU.

" Di SPBU dengan harga sesuai HET yang ditetapkan. Jika harga suatu daerah mahal, Silahkan masyarakat beli saja di SPBU dan saya yakin gas elpiji 3 kg sudah tersebar di SPBU khususnya untuk di Jawa," ungkapnya.

Menurut Bambang, kondisi kelangkaan elpiji 3 kg seperti yang terjadi saat ini lebih disebabkan karena adanya aksi spekulan. Oleh sebab itu, aksi spekulan tersebut harus dilawan dengan cara perluasan jaringan distribusi dengan memanfaatkan SPBU.

"Karena yang kami lawan bukan agen atau pangkalan. Mereka semua bisa kami kendalikan. Tetapi ini ulah pengecer dan spekulan, baru kali ini terjadi sehingga harus dilawan," pungkasnya.

Tak tegas

Namun, pengamat energi berpikir lain. Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi), Sofyano Zakaria mengatakan, pemerintah dinilai tak tegas dalam menetapkan peraturan mengenai penggunakan elpiji 3 kg. Tak adanya ketegasan tersebut menjadi salah satu penyebab elpiji 3 kg menjadi langka seperti yang terjadi saat ini.

Ia menjelaskan, sebagai produk bersubsidi, penyaluran elpiji 3 kg seharusnya diatur dengan tegas. Aturan tersebut terkait siapa yang bisa menggunakan atau sasarannya dan apa sanksi yang diberikan jika ada pengguna yang tidak sesuai dengan sasarannya. "Elpiji 3 kg untuk  masyarakat yang kurang mampu, tetapi sampai saat ini pelaksanaannya tidak diawasi secara ketat oleh Pemerintah," kata Sofyano.

Menurutnya, sepanjang tidak ada peraturan yang tegas dan jelas tentang Pengguna elpiji 3 kg serta tanpa adanya pengawasan yang ketat tentang pengguna yang berhak, maka penggunaan elpiji 3 Kg bersubsidi akan menjadi liar.

"Dalam artian bahwa elpiji 3kg bisa dipergunakan oleh siapapun dan untuk apapun juga. Hal ini lah yang bisa menjadi penyebab terjadinya kekurangan ketersediaan elpiji 3kg atau kelangkaan semua di wilayah tertentu," ungkapnya.

Terkait soal harga beli masyarakat, menurutnya selama ini masyarakat membeli elpiji 3 kg , melebihi Harga Eceran Tertinggi yang ditetapkan Pemerintah. seharusnya, pemerintah mengoreksi harga jual ke masyarakat.

"Untuk mewujudkan ini, maka Pemerintah Daerah harus melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap seluruh Pangkalan dan sub agen. Tetapi Pembinaannya harus permanen dan berkelanjutan," pungkasnya. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.