Sukses

Kementerian ESDM Bantah Sektor Hulu Migas RI Dikuasai Asing

Indonesia merupakan klub sepak bola yang merekrut pemain asing untuk menjaga kualitas permainan.

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui industri hulu minyak dan gas Indonesia  didominasi oleh perusahaan asing. Namun hal tersebut tak menandakan bahwa asing menguasai sektor hulu migas Indonesia karena selama ini Kementerian ESDM selalu membatasi gerak perusahaan asing tersebut.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, saat ini berkembang pemikiran di masyarakat terutama yang didengungkan oleh para pengamat migas bahwa industri hulu migas Tanah Air telah dikuasai asing. Ia pun membantah hal tersebut. "Bagaimana bisa ada persepsi dunia migas nasional dikuasai asing?" kata Wira di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan gas bumi Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (25/2/2015).

Wira pun menjelaskan, adanya pihak asing atau perusahaan-perusahaan asing di Indonesia karena memang dibutuhkan. Selama ini perusahaan lokal selalu melakukan kerja sama dengan pihak asing. Pasalnya, investasi di sektor hulu migas sangat besar dan membutuhkan teknologi tingkat tinggi yang sudah dikuasai oleh perusahaan asing.

"Kita bukan dikuasi asing, tapi bekerja sama dengan asing karena membutuhkan investasi," ungkapnya.

Ia mengibaratkan, Indonesia merupakan klub sepak bola yang merekrut pemain asing untuk menjaga kualitas permainan. "Club sepak bola bagus seperti Barcelona ada pemain asing, memanfaatkan kerja sama dengan Barcelona sehingga permainananya bagus," tuturnya.

Meski industri hulu migas didominasi perusahaan asing, penggunaan barang jasa dalam negeri Indonesia di sektor tersebut terus meningkat, hal tersebut terbukti dalam Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) industri hulu migas mencapai 56 persen pada 2014.

"Di dunia migas pencapaian TKDN dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan, trend selalu positif, Di 2014 itu sebesar 54 persen lokal, artinya hanya 46 persen yang tergantung komponen produk teknologi dari luar," pungkasnya. (Pew/Gdn)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.