Sukses

China Bukan Lagi Ancaman Terbesar Buat Ekonomi AS

Proporsi warga AS yang merasa kekuatan ekonomi China sebagai ancaman kritis menurun dari 52 persen tahun lalu menjadi 40 persen.

Liputan6.com, New York - Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia, Amerika Serikat ternyata tak merasa nyaman. Amerika merasa ada beberapa negara lain yang menjadi ancaman bisa meruntuhkan posisi teratas tersebut. Sejauh ini, melalui sebuah survei yang digelar perusahaan riset global Gallup, China masih menjadi musuh utama AS karena China negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.

Namun ternyata, ada beberapa negara lain yang meskipun pertumbuhan ekonominya tak terlalu tinggi tetapi juga menjadi ancaman terbesar bagi perekonomian di Amerika.

"China memang jadi ancaman ekonomi terbesar bagi perekonomian AS, tetapi ada negara-negara lain yang termasuk ke dalam jajaran musuh-musuh terbesar Amerika Serikat," ujar para analis di Gallup seperti dikutip dari CNBC, Jumat (27/2/2014).

Musuh-musuh terbesar AS lainnya adalah Rusia, Iran, Irak dan Korea Timur. negara-negara tersebut. meskipun perekonomiannya tak terlalu besar, tetapi menjadi ancaman yang nyata bagi perekonomian Amerika. Bahkan, ancaman yang diberikan oleh negara-negara tersebut justru lebih besar dari China.

Konflik politik dan konflik senjata di beberapa negara tersebut justru menjadi ancaman bagi pertumbuhan ekonomi di Amerika. Selama ini Amerika selalu ikut mencoba menyelesaikan masalah konflik di negara-negara tersebut. Hal tersebut dipandang justru akan menggerogoti pertumbuhan ekonomi Amerika. Pertikaian Rusia dengan Ukraina serta meluasnya pengaruh kelompok radikal ISIS, jauh lebih mengancam AS dibandingkan China.

Sejauh ini, penguatan berturut-turut pada perekonomian AS dan perlambatan laju pertumbuhan China membuat warga AS memandang negara tersebut tak terlalu mengancam saat ini. Padahal di tahun-tahun sebelumnya, kekuatan ekonomi China membuat AS sempat ketar-ketir. Ancaman sekarang justru hadir dari negara seperti Rusia, Irak, Iran dan juga korea Timur.

Tahun lalu, ekonomi China tumbuh 7,4 persen, dan merupakan level terlambatnya dalam 24 tahun terakhir. Sejak 1998, untuk pertama kalinya, target pertumbuhan ekonomi China meleset.

"Setelah konsumen AS tumbuh lebih percaya diri dan menambah kesehatan ekonomi AS, pandangan ancaman AS juga bergeser dari ekonomi ke faktor keamanan," seperti ditulis dalam laporan Gallup.

Proporsi warga AS yang merasa kekuatan ekonomi China sebagai ancaman kritis menurun dari 52 persen tahun lalu menjadi 40 persen. Survei tersebut digelar selama empat hari awal bulan ini dengan menggunakan sample acak dari 837 orang dewasa di seluruh penjuru negara. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.