Sukses

Dukung Program Jokowi, Jerman & Kanada Beri Hibah Buat RI

Pemerintah Jerman memberi hibah senilai 4,4 juta‎ Euro untuk implementasi proyek SREGIP selama 2,5 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sedang bergairah meningkatkan investasi guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia, melalui percepatan pembangunan di daerah. Guna mendukung program Presiden, Kementerian Peren‎canaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menggandeng pemerintah Jerman dan Kanada dalam penguatan iklim investasi di daerah dengan dana hibah.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini diwakili oleh Sekretaris Menteri PPN/Sestama Bappenas, Slamet Seno Adji dengan perwakilan Duta Besar Kanada untuk Indonesia Donald Bobiash dan Pemerintah Jerman diwakili Country Director Gasellschft for Intewrnationale Zasammenarbeit (GIZ) untuk proyek SREGIP.

Kesepakatan kerja sama ini menyangkut proyek Nasional Support for Local Investment Climates (NSLIC) oleh pemerintah Kanada dan Implementational Agreement (IA)‎ proyek Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP).

Menurut Slamet Seno Adji, tujuan kerjasama ini untuk meningkatkan iklim dunia usaha serta meningkatkan jumlah usaha yang berkelanjutan dan berdaya saing. Upaya ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Panjang Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang ditetapkan Presiden pada Januari lalu.

"Pemerintah Kanada dan Jerman memberikan bantuan atau hibah untuk menggenjot pertumbuhan investasi di daerah, meningkatkan capacity building dari seluruh daerah di Indonesia, mengentaskan kemiskinan di desa tertinggal serta membangun pusat-pusat pertumbuhan," terang dia saat Penandatanganan MoU, Jakarta, Jumat (27/2/2015).

Lebih jauh kata Slamet, pemerintah Jerman memberi hibah senilai 4,4 juta‎ Euro untuk implementasi proyek SREGIP selama 2,5 tahun. Pelaksanaannya akan dimulai Januari 2015. Ruang lingkup proyek ini, antara lain pemberian fasilitas dan bantuan teknis dalam penyusunan kerangka kebijakan peningkatan investasi daerah, fasilitas UMKM dan koperasi di daerah percontohan, kerja sama antar daerah dan kerjasama antar stakeholders.

"Lingkup lainnya menerapkan inovasi dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah produk unggulan daerah, memfasilitasi penyusunan regulasi yang mendukung penguatan iklim dunia usaha di pusat dan daerah, serta mendukung pengembangan lembaga fasilitasi pengembangan ekonomi lokal dan daerah," jelasnya.

Sambung dia, diharapkan daya saing daerah meningkat khususnya daerah pilot yang berlokasi di Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Barat (NTB), semisal dalam pengembangan turisme. Sementara untuk tingkat nasional akan dikoordinasikan oleh Bappenas bersama Sekretariat Tim Koordinasi Pengembangan Ekonomi Daerah (TKPED).

Sementara itu, Slamet menambahkan, proyek NSLIC lebih kepada memfasilitasi dan meningkatkan kapasitas daerah dalam penerapan inovasi dan regulasi termasuk penyederhanaan izin, penyusunan regulasi mendukung penguatan dunia usaha di pusat dan daerah, dukungan pengembangan lembaga fasilitasi pengembangan ekonomi lokal dan daerah, serta penguatan kerjasama pemerintah dan swasta.

"Hibah dalam bentuk pendampingan dari pemerintah Kanada untuk proyek NSLIC senilai 18 juta dolar Kanada dan berlangsung selama 7 tahun. Proyek ini dimulai Februari 2015 dengan tujuan meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan penduduk miskin melalui perbaikan iklim dunia investasi," terang dia. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Bappenas adalah kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang perencanaan pembangunan nasional.

    Bappenas

  • Dana Hibah