Sukses

Rupiah Jeblok Bikin Industri Otomotif Khawatir

Ketua AISI, Gunadi Shinduwinata menilai, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar akan membuat daya beli masyarakat menurun.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah menjadi kekhawatiran bagi industri otomotif nasional. Nilai tukar rupiah hampir menyentuh Rp 13.000 per dollar Amerika.

Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Shinduwinata mengungkapkan, nilai tukar rupiah melemah itu menjadi kendala pasar otomotif berkembang. Lantaran pelemahan rupiah membuat daya beli masyarakat menurun.

"Apabila pelemahan terus berlanjut apa yang terjadi di situ maka inflasi meningkat, membuat daya beli masyarakat menurun. Kalau daya beli menurun, maka industri sepeda motor akan pikir-pikir bagaimana pasarnya akan berkembang," kata dia, Bekasi, Jumat (27/2/2015).

Pihaknya pun berharap kondisi rupiah akan kembali membaik. Apalagi, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan, dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen.

"Harapannya nilai tukar stabil, inflasi terkendali apalagi pemerintah sudah turunkan suku bunga 0,25 persen," papar dia.

Sebagai informasi, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia mencatat nilai tukar pada level Rp 12.863 per dollar.

Data valuta asing Bloomberg, Jumat pekan ini, nilai tukar rupiah melemah 0,37 persen ke level 12.879 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Rupiah sempat menyentuh level 12.882 pada pukul 8:48 waktu Jakarta.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah juga dibuka melemah di level 12.868 per dolar AS. Kini nilai tukar rupiah masih berfluktuasi melemah dan berkutat di kisaran 12.847 per dolar AS hingga 12.883 per dolar AS.

Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia, Eric Alexander Sugandi menjelaskan, seharusnya, secara fundamental, rupiah berada di kisaran 12.400 per dolar hingga 12.700 per dolar. Hanya saja ada faktor psikologis yang membuat rupiah terus berkutat di kisaran di level 12.800 per dolar AS.

"Faktor tersebut seperti sentimen dari Bank Sentral Amerika Serikat. Tetapi itu hanya temporary namanya juga faktor psikologis," tuturnya kepada Liputan6.com.

Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk Dian Ayu Yustina menambahi, rupiah sebenarnya sudah melemah cukup parah saat berada di kisaran 12.800 per dolar AS. Meski sebenarnya, saat ini data fundamental ekonomi domestik cenderung positif, tapi sejumlah pengaruh eksternal seperti pernyataan The Fed dan data ekonomi AS masih terus berpengaruh. (Amd/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.