Harga Emas Berkilau di Akhir Pekan

Liputan6.com, New York - Harga emas rebound di akhir pekan ini, didorong data ekonomi AS bercampur dengan ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve AS tahun ini.Namun harga emas saat ini masih merupakan yang terbesar sejak September.

Awalnya harga emas lebih rendah, namun kemudian naik 0,3 persen menjadi US$ 1.212,10 per ounce di akhir perdagangan. Sementara emas berjangka AS ditutup naik US$ 3 menjadi US$ 1.213,10 per ounce. Harga emas di pasar spot telah naik 0,8 persen pada pekan ini, tetapi telah jatuh 5,5 persen pada Februari.

Harga emas telah turun 7 persen dari level tertinggi dalam lima bulan di atas US$ 1.300 per ounce pada Januari karena ekspektasi kenaikan tarif dan menyakiti daya tarik emas sebagai asuransi terhadap risiko.

Data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS mengerem lebih tajam dari yang diperkirakan pada kuartal keempat di tengah kenaikan moderat dalam persediaan bisnis dan defisit perdagangan yang lebih luas, namun permintaan domestik yang kuat cerah prospek.

"Revisi PDB menjadi 2,2 (persen) dibandingkan sebelumnya 2,1 sangat membantu, jadi kami memiliki beberapa short-covering yang terjadi," kata George Gero, Ahli Strategi Pasar Logam Mulia RBC Capital di New York.

Data konsumen AS tercatat jatuh dari posisi tertinggi dalam 11 tahun pada bulan Februari, sementara kontrak untuk pembelian rumah yang sebelumnya dimiliki AS naik ke level tertinggi dalam 1-1/2 tahun pada Januari.

"Kami memiliki dua set data yang menunjukkan ekonomi AS umumnya lemah dan satu yang lebih konstruktif," kata Analis Societe Generale Robin Bhar.

Impor emas China dari Hong Kong rebound pada bulan Januari dari level terendah tiga bulan pada bulan Desember, yang mencerminkan peningkatan permintaan menjelang liburan Tahun Baru Imlek.(Nrm)