Sukses

Warga Bogor Belum Tahu Harga Premium Naik

Sejumlah warga di kota Bogor kaget dengan kenaikan harga BBM bersubsidi yang mulai berlaku pada 1 Maret 2015.

Liputan6.com, Bogor - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis premium yang mulai berlaku pukul 00.00 WIB pada 1 Maret 2015 kemarin, ternyata tidak banyak diketahui masyarakat.

Seperti yang terjadi di kota Bogor. Saat ditanya perihal kenaikan harga BBM, sejumlah warga tidak sadar bensin premium naik Rp 200.
Kenaikan harga BBM bersubsidi jelas menggagetkan para pengendara yang hendak mengisi BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di kota Bogor. Kendati kenaikannya hanya sebesar Rp 200 per liter menjadi Rp 6.900, warga merasa sudah nyaman di harga Rp 6.700.

Seperti diungkapkan Yudhi (23), pengendara sepeda motor yang merupakan warga Ciluar, Bogor Utara. Dirinya tidak mengetahui ada kenaikan harga BBM jenis premium.

"Kaget juga ternyata harga bensin sudah naik lagi, padahal baru saja harganya diturunkan. Kapan naiknya ya?," ujar Yudhi di SPBU Ciluar, Bogor, Senin (2/3/2015).

Hal senada diungkapkan Boris (35), warga Ciawi, Kabupaten Bogor. Dirinya juga baru mengetahui kenaikan harga BBM jenis premium itu saat hendak mengisi premium sepeda motornya.

"Sudah enak kemaren 6.700 rupiah per liternya. Sekarang pas saya mau mengisi bensin, saya lihat di mesinnya sudah berubah jadi Rp 6.900 per liternya. Pemberitahuan kapan itu ya, di berita juga saya belum lihat," ungkap Boris.

PT Pertamina (Persero) menyatakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali lebih tinggi dibanding dengan keputusan pemerintah. Menurut Pertamina harga Premium di di daerah tersebut sebesar Rp 6.900 per liter.

Adapun keputusan kenaikan harga BBM bersubsidi diambil atas pertimbangan beberapa aspek, antara lain untuk menjaga kestabilan sosial ekonomi pengelolaan harga dan logistik (sepanjang perbedaan harga masih belum signifikan), harga minyak dunia masih mengalami fluktuasi, ketidakstabilan harga terkait pertentangan pelaku pasar minyak dalam menyikapi konflik di Libia dan masih tingginya produksi shale oil di Amerika serta kondisi masih lesunya perekonomian global. (Bima F/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.