Studi: Makin Banyak Uang Makin Banyak Masalah

Liputan6.com, California - Pertanyaan tentang bagaimana uang mempengaruhi hidup seseorang masih terus menjadi misteri bagi sebagian pihak. Uniknya, jika kebanyakan mengatakan uang dapat menciptakan kebahagiaan, para peneliti yang berkumpul di California justru sepakat semakin banyak uang yang dimiliki dapat memicu semakin banyak masalah.

Mengutip laman rawstory, Selasa (3/3/2015), para peneliti di bidang psikologi itu menggelar simposium bertajuk `Happy Money 2.0: New Insights Into the Relationship Between Money and Well-Being` . Seluruh peneliti tersebut berusaha mencari jawaban tentang apakah uang dapat membeli kebahagiaan.

Pada penelitian 2014, banyak peneliti yang menemukan orang-orang yang menghabiskan uangnya untuk membeli pengalaman cenderung lebih bahagia dibandingkan mereka yang membeli barang. Misalnya, orang-orang yang mengeluarkan uang untuk berlibur cenderung lebih bahagia dibandingkan demi mendapatkan barang semata.

Faktanya, sebuah penelitian dari dosen di UPF Barcelona School of Management menemukan, kekayaan justru dapat menekan sikap apresiasi seseorang. Tak hanya itu, harta yang melimpah juga dapat mengurangi emosi positif yang dialami banyak orang setiap harinya.

Menurut penelitiannya, semakin banyak uang berarti semakin banyak masalah. Para peneliti Harvard Business School, University of Mannheim dan Yale University melaporkan, meningkatnya uang tidak setara dengan peningkatan level kebahagiaan seseorang.

Sejumlah peneliti di bidang psikologi itu justru berspekulasi, kebahagiaan dapat berkorelasi negatif dengan pendapatan seseorang. Meski banyak orang mengatakan uang dapat menciptakan kebahagiaan, tapi pada akhirnya materi berlebih dapat berbalik menjadi serangan bagi kepribadian Anda.