Sukses

Menko Sofyan: Harga Solar Harusnya Naik Rp 100 per Liter

Pemerintah akan mengambil langkah penyesuaian jika harga minyak dunia terus merangkak naik dan kurs rupiah terdepresiasi lebih dalam.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyatakan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar seharusnya mengalami kenaikan pada Maret ini sebesar Rp 100 per liter dari harga sebelumnya Rp 6.400 per liter. Namun langkah tersebut urung dilakukan meski harga minyak dunia terkerek naik.

"Pemerintah masih melakukan intervensi karena harusnya Solar juga naik Rp 100 per liter," jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil saat berbincang dengan wartawan di kantornya, Jakarta, Senin (3/2/2015).

Sofyan beralasan, pemerintah tidak menaikkan harga jual Solar karena menyangkut aktivitas perekonomian yang mengandalkan solar seperti angkutan umum, nelayan, industri dan sebagainya. "Maka dari itu kami tidak naikkan," tegasnya.

Pemerintah menegaskan, meski harga minyak dunia termasuk harga MOPS Solar mengalami peningkatan, diperparah dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, diakui Sofyan, besaran subsidi Solar tidak berubah.

"Subsidinya tetap Rp 1.000 per liter karena kami lihat harga secara keseluruhan. Mungkin karena masih punya tabungan atau kelebihan dari penurunan harga minyak dunia bulan-bulan lalu, jadi tidak perlu naik," papar dia.

Namun demikian, Sofyan mengatakan, pemerintah tentu akan mengambil langkah penyesuaian jika harga minyak dunia terus merangkak naik dan kurs rupiah terdepresiasi lebih dalam. "Kalau rupiah melemah lagi, harga minyak dunia naik, ya kita akan sesuaikan karena yang diberi subsidi tetap Rp 1.000 per liter" pungkas dia.

Untuk diketahui, pemerintah memutuskan untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak jenis Premium menjadi Rp 6.800 per liter pada awal Maret 2015 ini. Namun, pemerintah tak mengubah harga BBM jenis Solar sehingga tetap di harga Rp 6.400 per liter.

Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Saleh Abdurrahman mengatakan, keputusan pemerintah untuk menaikan harga Premium tersebut diambil atas beberapa pertimbangan. Salah satu pertimbangan tersebut adalah rata-rata harga indeks minyak di Singapura atau Mean of Platts Singapore (MOPS) yang selama ini menjadi patokan bagi RI untuk menentukan harga BBM.

Saleh menjelaskan, harga patokan untuk solar (MOPS Gasoil) sepanjang Pebruari mengalami kenaikan menjadi di kisaran US$ 62 per barel hingga US$ 74 per barel. "Sementara MOPS Premium mengalami kenaikan menjadi di kisaran US$ 55 per barel hingga US$ 70 per barel," kata Saleh.

Menurut Saleh, Kenaikan MOPS sepanjang Februari sebenarnya cukup signifikan. Namun, Pemerintah tidak menaikkan harga solar dan hanya menaikkan harga jual eceran bensin Premium RON 88 di wilayah penugasan Luar Jawa-Madura-Bali sebesar Rp. 200 per liter untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mempertimbangkan selisih harga sepanjang bulan Februari. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Sofyan Djalil adalah seorang tokoh negara yang berulang kali menduduki jabatan menteri sejak era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
    Sofyan Djalil adalah seorang tokoh negara yang berulang kali menduduki jabatan menteri sejak era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono

    Sofyan Djalil

  • Solar

Video Terkini