Sukses

Proyek Pelabuhan Dinilai Masih Terlalu Beresiko Masuk Asuransi

Ada beberapa proyek pemerintah yang dinilai masih terlalu beresiko untuk dapat diasuransikan, salah satunya proyek pembangunan pelabuhan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Presiden Joko Widodo mendorong industri asuransi untuk terlibat dalam beberapa proyek infrastruktur pemerintah. Namun begitu‎ ada beberapa proyek pemerintah yang dinilai masih terlalu beresiko untuk dapat diasuransikan, salah satunya proyek pembangunan pelabuhan.

Direktur Utama PT Reasuransi Internasional Indonesia (Persero)‎ Adi Pramana mengaku hal itulah yang menyebabkan penetrasi industri asuransi ke sektor tersebut masih sangat minim.

"Dulu itu ada yang namanya asuransi pembangunan. Nah di situ segala sesuatu yang bersentuhan dengan perbatasan dengan air, seperti pelabuhan itu kurang menguntungkan," kata dia di kantornya, Selasa (3/3/2015).

Adi menjelaskan perbaikan manejemen dan komitmen para kontraktor dinilainya perlu lebih diperbaiki jika industri asuransi dapat masuk lebih banyak lagi.

Namun begitu, ReIndo selaku perusahaan reasuransi yang memiliki pangsa pasar terbesar di Indonesia mengaku akan melakukan beberapa improfisasi untuk dapat mendukung proyek pemerintah sektor pelabuhan.

"Masih bisa diimprovisasi, misalnya kita tidak main di perang tarif dan beberapa‎ hal lainnya, intinya kita siap dukung program pemerintah," tegas dia.
‎Untuk itu, Adi mengusulkan kepada pemerintah untuk membuat standarisasi industri maritim mulai dari pembuatan pelabuhan hingga pembuatan kapal laut.

Hal itu akan membantu industri asuransi untuk dapat mengukur menejemen resikonya jika harus turun di industri pembangunan pelabuhan. (Yas/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.